Minggu, 31 Juli 2011

Perencanaan Bisnis itu Penting

Sebelum memulai bisnis sampingan Anda, sangatlah penting untuk memiliki perencanaan bisnis yang baik. Mengapa? Sebab Anda perlu mengetahui apakah peluang usaha yang sedang Anda incar itu memang berpotensi untuk memberikan keuntungan atau tidak. Bila ternyata tidak, tentu tidak ada gunanya Anda mencurahkan tenaga, pikiran, dan bahkan uang untuk usaha tersebut.

Di samping itu, perencanaan bisnis juga penting untuk membantu Anda mengenali berbagai aspek dari bisnis tersebut. Apakah ada hal-hal tertentu yang tidak Anda antisipasi? Apakah ada masalah yang sebelumnya tidak Anda ketahui? Perencanaan yang baik dapat membantu Anda untuk mengatasi semua ini.

Pertama-tama yang perlu Anda lakukan adalah membuat perencanaan keuangan. Berapa modal yang Anda butuhkan? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, carilah informasi selengkap mungkin tentang apa-apa saja yang Anda butuhkan untuk memulai usaha. Akan sangat membantu jika Anda kenal seseorang yang sudah menjalankan usaha serupa. Selanjutnya, Anda perlu memperkirakan biaya yang perlu dikeluarkan untuk hal-hal yang telah Anda daftarkan di atas. Berhati-hatilah dalam tahap ini agar tidak ada yang terlewatkan. Mengetahui jumlah modal yang Anda butuhkan sangatlah penting untuk memperkirakan berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk balik modal (break even).

Selanjutnya, lakukan perhitungan tentang biaya operasional yang akan dibutuhkan. Berapa jumlah pegawai yang akan Anda pekerjakan? Berapa kira-kira gaji mereka? Lalu bahan baku apakah yang Anda butuhkan membuat produk Anda? Bagaimana dengan biaya untuk sewa tempat usaha?

Setelah menyelesaikan perhitungan modal dan biaya operasional, Anda perlu menghitung perkiraan pendapatan yang akan Anda peroleh. Berapa harga produk atau jasa yang akan Anda tawarkan? Lakukanlah survei terlebih dahulu terhadap produk atau jasa sejenis agar Anda memiliki perkiraan yang tepat. Berikutnya, perkirakan jumlah penjualan yang kira-kira dapat Anda capai. Di tahap ini sebaiknya Anda berhati-hati agar tidak terlalu optimis. Kesalahan banyak orang dalam tahap ini adalah mereka membuat asumsi yang terlalu optimis sehingga mereka akan berkecil hati saat menemukan kenyataan yang sebaliknya di lapangan.

Dari semua perhitungan di atas, Anda akan dapat memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal dan mencapai keuntungan. Pada titik ini Anda dapat melihat apakah usaha tersebut memiliki prospek yang baik atau tidak. Bila prospeknya baik, Anda dapat terus menjalankan usaha tersebut. Namun bila tidak, Anda sebaiknya berhenti dan mencari peluang usaha yang lain.

Dengan adanya perencanaan bisnis yang baik, Anda akan dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Anda akan dapat memusatkan energi Anda pada bisnis sampingan yang memang menjanjikan.

Sumber : http://peluangbisnissampingan.com/

Tips Mencari Peluang Bisnis

Dengan begitu banyak peluang bisnis di sekitar kita, bagaimana cara mencari peluang yang tepat? Di artikel ini kami akan membagikan beberapa tips yang mudah-mudahan dapat membantu Anda.



1. Kenali bakat dan minat Anda. Memulai bisnis bukanlah hal yang mudah. Karena itu akan sangat membantu bila Anda lebih dulu mengenali kekuatan yang Anda miliki. Bakat apakah yang Anda miliki? Apakah minat Anda? Dua hal ini membantu Anda untuk menyaring berbagai peluang yang ada sehingga Anda dapat memilih yang peluang sesuai untuk diri Anda. Karena itu, ambillah waktu untuk lebih dulu mengenali diri. Ada baiknya juga Anda meminta pendapat dari orang-orang yang dekat dengan Anda sehingga Anda memperoleh perspektif yang lebih kaya.



2. Perhatikan usaha-usaha yang ada di lingkungan Anda. Untuk memulai mencari peluang, tidak perlu jauh-jauh. Anda dapat memulai dengan melihat lingkungan Anda sendiri. Usaha-usaha apa sajakah yang ada di lingkungan Anda? Usaha manakah yang berkembang dengan baik dan manakah yang tidak? Dengan mengenali usaha yang sudah ada, Anda dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik lingkungan Anda. Anda juga melihat berbagai pilihan jenis usaha yang ada. Mungkin ada yang cocok untuk dijadikan bisnis sampingan.



3. Perhatikan kebutuhan masyarakat. Mungkin Anda pernah memperhatikan seseorang (atau diri Anda sendiri) mengeluh tentang suatu hal. Keluhan-keluhan semacam ini merupakan indikasi bahwa ada kebutuhan yang belum terjawab. Apakah Anda dapat menawarkan solusi yang lebih baik? Jika jawabannya adalah ya, ada kemungkinan hal itu merupakan peluang usaha yang baik bagi Anda.



4. Bacalah majalah dan buku bisnis. Jangan membatasi diri hanya dengan apa yang ada di lingkungan Anda. Jangkaulah lebih jauh dengan membaca majalah-majalah dan buku bisnis. Seringkali Anda dapat memperoleh ide yang menarik dengan cara itu. Mungkin ada suatu jenis usaha yang telah berhasil diterapkan di tempat lain namun belum ada di lingkungan Anda. Mungkin juga Anda melihat ada trend baru yang sedang berkembang. Jika Anda jeli, sangat mungkin Anda akan memperoleh peluang usaha sampingan yang baik dan menjanjikan.



Singkatnya, kenalilah diri Anda dan buka mata lebar-lebar. Banyak peluang bisnis yang menanti Anda.



Sumber : http://peluangbisnissampingan.com/



Rabu, 27 Juli 2011

Alasan Memulai Bisnis Sampingan

Situs ini bertujuan membantu Anda menemukan peluang bisnis sampingan yang sesuai untuk Anda. Namun apa alasannya memulai bisnis sampingan? Mengapa tidak bekerja di kantor saja dan mendapatkan gaji setiap bulannya? Berikut ini beberapa alasan yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Memiliki penghasilan tambahan. Ini mungkin merupakan alasan utama untuk membangun bisnis sendiri. Meskipun Anda dapat memperoleh penghasilan tetap dengan bekerja di kantor, seringkali jumlah yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan yang terus meningkat. Hal ini terutama berlaku bila Anda telah berkeluarga karena Anda harus menanggung hidup orang lain dan bukan hanya diri Anda sendiri. Membangun sebuah bisnis sampingan berarti menambah satu sumber penghasilan lagi. Meskipun awalnya belum menghasilkan, dengan ketekunan pada akhirnya Anda akan sangat terbantu dengan pendapatan dari bisnis Anda.

2. Membangun jiwa entrepreneurship. Dengan membangun bisnis sendiri, Anda dapat memupuk jiwa entrepreneurship Anda. Jiwa entrepreneurship ini akan membantu Anda untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik secara keseluruhan, tidak hanya di sisi bisnis namun juga di sisi-sisi hidup lainnya. Hal ini karena jiwa entrepreneurship melatih Anda untuk menjadi orang yang mandiri, memiliki perencanaan yang baik, berani mengelola risiko, dan jeli melihat peluang. Anda juga akan dilatih untuk memiliki kegigihan dan ketekunan yang diperlukan agar berhasil. Meskipun Anda dapat memiliki semua sifat ini tanpa membangun bisnis sendiri, menjadi pebisnis tetap merupakan salah satu cara yang terbaik.

3. Mengeluarkan potensi Anda secara penuh. Apakah Anda memiliki bakat pada bidang tertentu? Atau mungkin Anda memiliki minat untuk suatu hal? Dengan menjadi pebisnis, Anda dapat mengeluarkan potensi Anda secara penuh. Karena Anda sendiri yang mengendalikan waktu Anda, Anda dapat melakukan apa saja yang ingin Anda lakukan. Anda dapat mencurahkan segenap pikiran dan kreativitas Anda pada bidang yang Anda pilih. Di samping membuat Anda menjadi makin berkembang, hal ini juga memberikan kepuasan batin yang lebih.

Seperti yang Anda lihat, ada berbagai keuntungan dari memiliki sebuah bisnis. Namun adalah bijak bila Anda memulainya dulu sebagai sebuah bisnis sampingan. Dengan begitu Anda dapat tetap memiliki penghasilan pasti dari pekerjaan Anda sekarang sembari membangun sebuah bisnis yang kokoh. Di kemudian hari, Anda dapat berhenti dari pekerjaan Anda dan menggeluti bisnis secara penuh.

Sumber : http://peluangbisnissampingan.com/

Selasa, 26 Juli 2011

Co-Creation: Strategi Pengembangan Produk Baru

Sejak 2009, Unilever meluncurkan produk shampoo baru mereka. Baru tapi lama. Baru sebagai produk, tetapi menggunakan brand lama. Teknik yang digunakan adalah co-creation, artinya bersinergi dengan pihak luar perusahaan yang memahami needs and wants customers itself. Kebetulan, untuk kasus shampoo sunsilk ini, pihak tersebut bukanlah end-customers yang menggunakan produk hair care ini, melainkan pakar penata rambut.

Ada tiga tahap dalam pengembangan produk. Pertama, mencari tahu lebih dahulu mengenai needs and wants of market. Ini termasuk pertumbuhan pasar, trend terkini, consumer behavior, sampai pada fitur/benefit apa yang harus disediakan oleh produk/jasa anda. Kedua, pengembangan produk/jasa, termasuk di dalamnya adalah teknologi, desain, tampilan hingga pada pemasaran dan komunikasinya pada market yang dituju. Terakhir, adalah komersialisasi, mulai dari peluncuran produk, distribusi perdana, advertising hingga amount sold unit dan revenue yang merangkak naik dalam industrinya.

Keberadaan ekspertis/ahli dalam proses pengembangan produk perusahaan, dimulai pada eksplorasi market needs and wants. Produk yang ingin menjadi market leader dalam industrinya tentu mengejar market needs and wants yang tidak disadari oleh para kompetitor. Peran ekspertis kemudian berlanjut pada pengembangan produk itu sendiri. Bila di industri farmasi atau makanan, tahap ini dilakukan oleh bagian research and development perusahaan.

Akan tetapi, sesungguhnya tidak harus para ahli yang terlibat dalam metode co-creation ini. Customer biasa pun juga bisa dijadikan sebagai rekan kerja dalam pengembangan produk baru. Hanya saja tidak semua customer bisa menjadi rekan kerja yang baik. Unilever sendiri, melalui internal study yang dilakukan, menemukan bahwa hanya sekitar 1% di antara seluruh customer yang bisa berkontribusi dalam pengembangan produk/jasa perusahaan.

Langkah lain yang bisa dilakukan dalam menghimpun input dari customer adalah melalui suatu interface yang menghubungkan antara customer dengan produsen. Salah satu media yang bisa digunakan dan relatif murah adalah website. Seperti nike dengan website nikeid.com, di sini customer bisa mendesain sepatu sesuai dengan selera. mulai dari warna, model, dan sebagainya.

Era co-creation juga memberikan tuntutan perubahan bagi para peneliti pemasaran. Dalam traditional new product development, pihak ini berperan sebagai pengambil data dari consumer, kemudian menyampaikan kepada produsen. Tapi dalam era co-creation, tuntutan perubahan menghendaki peneliti pemasaran lebih bersikap sebagai jembatan alias “fasilitator”, ketimbang sebagai “surveyor”.

Sumber : http://strategibisnisanda.com/

Senin, 25 Juli 2011

Jangan Sembarang Menempatkan Perusahaan Anda Dalam Industri

Pernah dengar konsep product positioning? Ini adalah salah satu konsep dalam STP (segmenting, targeting and positioning). Product positioning ini adalah tentang bagaimana anda menempatkan produk anda di benak para konsumen anda. Semua jam memang memberikan manfaat untuk menunjukkan waktu. Itu benar, tetapi Rolex menempatkan produk jam mereka sebagai sebuah perhiasan. Iya, perhiasan. Dan positioning itu mereka lakukan melalui semua aktivitas pemasaran mereka. Itu yang namanya product positioning.

Nah, dalam industri, perusahaan juga harus melakukan hal yang sama. Alasannya jelas, kalau positioning-nya sama, maka customer tidak punya alasan untuk memilih perusahaan anda, sebagai penyedia jasa dan produk mereka. Keadaan ini tentu akan merugikan kedua perusahaan kan? Sebagai contoh, perusahaan Bakrieland, menempatkan diri mereka sebagai perusahaan properti yang menyediakan dua produk sekaligus: perumahan dan jalan raya. Tujuannya adalah untuk menghindari persaingan di antara sesama penyedia perumahan, maka mereka menempatkan diri mereka secara berbeda.

Nah, kemudian bagaimana memposisikan perusahaan secara berbeda dalam industri? Tentu saja, kita harus melihat titik terdalam dari aktivitas perusahaan. Itu adalah aktivitas sehari-hari perusahaan. Ada tiga macam hal yang harus kita perhatikan:

Pertama. Kedekatan dengan konsumen. Ada perusahaan yang biasa-biasa saja berhubungan dengan para konsumen mereka. Ada juga yang menciptakan hubungan intim. Seperti sepasang kekasih saja. Semakin dekat, maka akan semakin diingat kan? Semakin diingat, tentu akan semakin direkomendasikan kepada yang teman atau sejawat mereka.

Kedua, efektivitas operasional. Ini berhubungan dengan kegiatan sehari-hari perusahaan. Sejauh mana, perusahaan mencapai target harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Bicara perusahaan manufaktur mobil, kita bisa ambil pabrik mereka sebagai contoh. Misalkan, dalam satu siklus produksi, berapa unit produk bisa dihasilkan? Berapa banyak cacat yang masih muncul? Ini semua masuk dalam “efektivitas operasional”.

Ketiga, keunggulan produk atau teknologi yang ditawarkan. Pastinya, memang ada perbedaan kualitas produk atau teknologi proses kan? Nah, keunggulan ini yang harus dipertahankan untuk menjadi pembeda dibanding perusahaan lain. Keunggulan ini bisa juga menjadi unique selling proposition yang ditawarkan oleh tim pemasaran.

Ketiga konsep yang saya sampaikan di atas, pertama kali dirilis oleh Tracy. Konsep ini digunakan setelah kita mengetahui bagaimana posisi perusahaan kita di dalam industri tempat perusahaan kita ikut “bermain”. Dan dengan memberikan posisi yang tepat bagi perusahaan, maka kita memberikan nafas pada perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dalam industrinya, selama beberapa tahun ke depan.

Sumber : http://strategibisnisanda.com/

Minggu, 24 Juli 2011

Memenangkan Persaingan Di Industri Yang Kompetitif

Strategi Bisnis Anda kali ini akan mencoba membahas bagaimana memenangkan persaingan di industri yang kompetitif, bahkan hypercompetitive. Sebagian besar industri, terutama yang menyasar masyarakat kebanyakan (B2C, business to consumer), biasanya juga memiliki pemain yang banyak. Dalam industri seperti ini, persaingan akan ketat, nah kali ini kami akan membahas bagaimana menghadapi dan memenangkan persaingan di dalamnya.

1. Strategi pertama, change the game. Ubah aturan dasar permainan. Gunakan model bisnis terbaru, yang tidak sama dengan yang sudah ada. Boleh produk yang benar-benar baru, cara pemasaran yang baru, value consumer yang baru, dan lain sebagainya. Kalau sudah baru, permainan bisa diubah oleh anda. Ukurannya? Lihatlah bisnis model anda. Kalau sudah benar-benar berbeda, anda sudah mengubah bagaimana para pemain bermain dalam industri.

2. Strategi kedua berfokus pada investasi. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Artinya, harus selalu ada retained earnings yang ditahan dari net income perusahaan. Kuncinya? Ya pricing yang tepat dan kuantitas produk terjual yang juga maksimal. Pricing yang tepat akan memberikan posisi yang tidak sama pada produk/jasa anda dibandingkan dengan kompetitor, sekaligus memberi nafas perusahaan anda untuk tahun depan dan beberapa tahun setelahnya. Jangan biarkan perusahaan anda ikut terjebak dalam perang harga. Tentu, strategi retained earnings harus diikuti dengan strategi investment yang pas untuk perusahaan.

3. Strategi berikutnya adalah lindungi cash cow dan stars anda dari kepungan kompetitor. Caranya, adalah dengan menciptakan brand produk/jasa yang menyerupai lawan. Tapi brand ini harus berbeda dari brand cash cow dan brand stars anda. Tujuannya supaya tidak terjadi brand canibalism. Harus berbeda dari segi harga, value yang diberikan, dan lain sebagainya. Kunci utamanya memang bagaimana fighting brand menyerupai brand competitor. Tentu, ada batasnya melakukan strategi ini. Jangan sampai brand manager bingung dengan kehadiran brand yang terlalu banyak tapi tidak efektif.

Strateginya cuma ada 3, tapi tetap harus diingat. Bahwa tidak ada taktik yang terus-menerus berhasil. Ekstrimnya, taktik yang sudah berhasil pun, belum tentu akan berhasil (lagi). Ketiga strategi di atas akan bertahan untuk beberapa waktu, sampai salah satu pemain berhasil mengubah bagaimana permainan dimainkan. Karena, kompetisi bisnis, tidak pernah benar-benar mencapai finish.

Kuncinya, adalah fleksibilitas tim dalam merumuskan dan menerapkan strategi baru. Selain itu, mental dan karakter leadership yang kuat dalam perusahaan, akan ikut menentukan kepemimpinan perusahaan anda dalam industri yang hypercompetitive. Finish sesaat terjadi di akhir tahun, tapi itu belum benar-benar terjadi, sampai industri itu sendiri mencapai kejenuhan (maturity) dan penurunan (decline)-nya.

Sumber : http://strategibisnisanda.com/

Jumat, 08 Juli 2011

Tips Meluncurkan Produk Baru

Manakala produk bisnis kita sudah mengalami stagnasi atau kurang menarik lagi di pasaran, tentu kita berfikiran untuk melakukan langkah-langkah menggairahkan bisnis kita. Ada beberapa cara yang akan kita lakukan untuk itu, dan upaya tersebut tergantung kondisi, kreatifitas dan situasi yang ada. Pada tulisan yang lalu pernah diulas mengenai upaya pengembangan usaha kecil dengan melakukan difersifikasi usaha. Salah satu pilihan untuk mengembangkan bisnis kita adalah dengan meluncurkan produk baru di pasaran.

Pilihan peluncuran produk baru di dalam mengembangkan dan menggairahkan bisnis tentu memiliki dua kemungkinan, kemungkinan pertama adalah bisa diterima pasar dan menjadikan bisnis kita maju atau tidak bisa diterima pasar yang mengakibatkan bisnis kita justru merugi. Harapan peluncuran produk baru tentu saja pada yang pertama. Agar harapan tersebut dapat tercapai maka ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum meluncurkan produk baru.

Kemungkinan kesuksesan produk diterima pasar dapat dianalisa dengan mempelajari empat benchmark dari sebuah produk yaitu:
* Harga
* Benefit
* Kemudahan penggunaan
* Ketersediaan

Empat hal tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni purchase motivator (faktor yang memotivasi pembelian) dan purchase barrier (faktor yang menghambat pembelian).

Dua faktor pertama, yakni harga dan benefit adalah purchase motivator, sementara dua faktor terakhir, kemudahan penggunaan dan ketersediaan, merupakan purchase barrier.

Menurut Eric Mankin berpendapat bahwa dalam tingkat kepentingan, motivator bobotnya lebih besar dibandingkan dengan barrier. Sehingga, supaya suatu produk bisa sukses di pasaran, maka kunci suksesnya adalah:

Pertama, solid di purchase motivator
• mengenakan harga yang bersaing, setidaknya tidak lebih mahal dibandingkan dengan incumbent. Lebih murah tentunya lebih bagus
• memberikan fitur dan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan produk yang sudah ada.

Kedua, menghilangkan purchase barrier
• mudah digunakan, dan tidak ada switching cost
• ketersediaannya luas dimana-mana, menyaingi produk yang sudah ada

Ketika suatu produk sudah unggul pada keempat faktor tersebut, yakni harga murah, manfaat besar, mudah dipakai dan barangnya tersedia dimana-mana, maka kansnya untuk menjadi pemenang di industri jadi semakin besar. Oleh karena itu, keempat faktor ini harus menjadi perhatian jika Anda ingin meluncurkan suatu produk baru.(Galeriukm).

Sumber : http://galeriukm.web.id/artikel-usaha/tips-meluncurkan-produk-baru

Kamis, 07 Juli 2011

Manajemen Keuangan Pribadi Sebelum Memulai Bisnis Sampingan

Satu aspek penting yang perlu Anda perhatikan sebelum mengambil sebuah peluang bisnis sampingan adalah manajemen keuangan pribadi Anda. Jangan sampai Anda mengalami kesulitan keuangan pada saat Anda menjalankan bisnis. Untuk itu, Anda harus melakukan beberapa langkah sebelum memulai sebuah bisnis.

Pertama, biasakan untuk mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan Anda. Ini mungkin terasa merepotkan, namun hal ini penting untuk mengetahui kondisi keuangan Anda yang sebenarnya. Banyak orang tidak sadar bahwa mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan yang buruk dalam hal keuangan. Misalnya, mungkin mereka mengeluarkan terlalu banyak uang untuk membeli pakaian baru. Atau mereka menghabiskan banyak uang untuk makan di luar. Dengan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran, Anda akan dapat melihat dengan jelas pos-pos pengeluaran Anda dan di titik mana Anda perlu berhemat. Dengan demikian Anda dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan keadaan keuangan pribadi Anda.

Kedua, pastikan pengeluaran Anda lebih kecil daripada pemasukan. Hal ini mungkin tampak sederhana, tapi banyak orang yang tidak melakukannya. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan kartu kredit. Dengan menggunakan kartu kredit, banyak orang memiliki pengeluaran yang melebihi pemasukan. Anda perlu memastikan bahwa hal ini tidak terjadi pada diri Anda.

Ketiga, pastikan bahwa Anda memiliki dana cadangan yang cukup untuk keadaan darurat. Jangan sampai seluruh simpanan Anda dipakai untuk mengejar sebuah peluang bisnis sehingga saat keadaan tidak terduga terjadi Anda kelabakan. Para ahli keuangan biasanya menyarankan agar Anda memiliki dana cadangan sebesar 3-6 bulan biaya hidup Anda (beserta keluarga jika Anda sudah berkeluarga).

Keempat, kurangilah pengeluaran-pengeluaran yang bersifat konsumtif. Pengeluaran yang bersifat konsumtif hanya akan memberikan manfaat jangka pendek, namun banyak masalah keuangan yang bisa timbul di jangka panjang. Untuk melakukan hal ini, Anda mungkin perlu menyesuaikan gaya hidup Anda. Anda mungkin tidak bisa lagi membelanjakan uang seperti dulu. Tapi percayalah bahwa melalui pengorbanan tersebut Anda akan mendapatkan manfaat jangka panjang yang lebih besar.

Dengan melakukan tips-tips di atas, Anda dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan saat menjalankan bisnis sampingan yang Anda pilih. Manajemen keuangan pribadi yang efektif berperan besar untuk membantu Anda mencapai kesuksesan.

Sumber : http://peluangbisnissampingan.com/manajemen-keuangan-pribadi/

Rabu, 06 Juli 2011

Hakekat dan Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Pengertian Pemimpin menurut para ahli:
• Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

• Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

• Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

• Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.

• Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

• Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

b. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

c. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu :

Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Bagi anda khususnya yang lagi menggarap makalah tentang kepemimpinan, artikel diatas bisa dijadikan referensi makalah tersebut. Jika menurut anda artikel diatas kurang lengkap, berikut duniabaca.com berbagi contoh makalah tentang kepemimpinan dalam bentuk file Microsoft word yang anda bisa dapatkan sekarang juga. Dalam contoh makalah ini telah dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan penulisan dan lain sebagainya hingga penutup atau kesimpulan

Sumber : http://duniabaca.com/hakekat-dan-teori-kepemimpinan.html

Senin, 04 Juli 2011

Merencanakan Keuangan

Banyak usaha kecil yang sebenarnya memiliki prospek bagus dan memiliki potensi keuntungan besar, akhirnya gagal karena perencanaan dan penggunaan keuangan yang kurang baik. Karena itulah penting dalam menjalankan bisnis usaha kecil melakukan perencanaan keuangan yang baik. Perencanaan keuangan merupakan suatu proses penetapan tujuan, membangun suatu rencana untuk mencapainya dan melaksanakan yang telah direncanakan. Membutuhkan suatu pedoman agar dapat menghandle semuanya yang berhubungan dengan uang, baik itu pengeluaran, saving, berhutang dan invetasi. Perencanaan Keuangan adalah proses bagaimana mengelola uang dan belajar tentang proses perencanaan keuangan. Orang mapan finansial tidak tercipta dalam semalam, mereka mempunyai sebuah perencanaan keuangan yang baik dan tentu saja melaksanakannya.

Langkah-langkah perencanaan keuangan:

Langkah Pertama Tetapkan tujuan keuangan yang SMART

Hal pertama yang dilakukan adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan merupakan pengeluaran yang harus dilakukan untuk memenuhi konsumsi dasar. Sedangkan, keinginan adalah hal-hal yang ingin kita dapatkan diluar konsumsi dasar yang membuat hidup lebih menarik dan menyenangkan, tapi kita dapat hidup tanpanya jika kita mau.

Jadikan SMART sebagai tujuan. Kita telah menyadari bahwa suatu tujuan adalah sesuatu yang menjadi target. Sesuatu yang dicita-cita kan, ingin lakukan atau sesuatu yang ingin diperoleh dimasa mendatang. Sehingga hal tersebut mengarahkan kepada sasaran yang telah ditetapkan. Ketika tujuan tersebut tercapai, timbul kepuasan yang membuat kita ingin mencapai tujuan yang lebih tinggi dan besar lagi. Sekarang dapat terlihat bahwa menetapkan tujuan yang jelas dan terarah merupakan kunci sukses dalam hidup.

Specific – spesifik
Measurable –terukur
Attainable –dapat dicapai
Realistic –realistis
Time bound –jangka waktu

Satu hal lainnya yang harus kita tahu tentang tujuan yang ingin dicapai adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Tujuan yang ingin dicapai kurang dari tiga bulan dinamakan tujuan jangka pendek. Tujuan yang waktu pencapaiannya antara tiga sampai satu tahun dinamakan tujuan jangka menengah. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah tujuan yang waktu pencapaiannya lebih dari satu tahun.

Langkah Kedua, Menganalisa Informasi: Kemana Uang Pergi

Langkah kedua didalam proses perencanaan keuangan adalah mengetahui posisi keuangan kita, dimana kita tahu berapa besar uang yang masuk dan berapa besar uang yang dihabiskan atau di saving.

Langkah Ketiga, Buat Perencanaan: Peta Keuangan

Bagaimana jika uang yang harus disisihkan setiap minggu di Tugas 1-1 lebih besar daripada uang yang diterima? Hal tersebut merupakan situasi yang hampir semua orang mengalaminya. Solusinya adalah menganalisa permasalahan dan buat keputusan yang terbaik.

Merencanakan keuangan terdiri dari banyak keputusan dan membuat keputusan yang berhubungan dengan uang merupakan suatu tantangan karena berhubungan dengan banyak aspek. Contohnya catatan keuangan. Banyak hal yang bisa mempengaruhi keputusan, seperti mood, nilai-nilai yang dipegang, budaya, kebiasaan dan pendapat dari teman dan orangtua.

Langkah Keempat, Pelaksanaan Rencana yang telah dibuat: Wujudkan

Sekarang kita telah mempunyai sebuah rencana, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana melaksanakannya. Tentu saja, mengetahui apa yang harus dilakukan, lalu melakukannya memerlukan suatu tantangan tersendiri, yaitu disiplin.

Langkah Kelima, Menganalisa dan Mereview Rencana yang Telah dibuat: Tetap Pada Jalur

Perencanaan yang telah dibuat dan dilaksanakan, perlu dilakukan review untuk mengetahui apakah kita masih tetap pada jalurnya. Langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah mereview rencana dan kemajuan yang telah di lakukan secara rutin, setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali. Semakin sering kita lakukan review, semakin cepat kita dapat mengetahui jika yang telah keluar jalur.

Sumber : http://galeriukm.web.id/manajemen-keuangan/merencanakan-keuangan

Merencanakan Keuangan Bisnis

Segala sesuatu di dalam hidup ini harus direncanakan dengan baik dan matang. Di dalam menjalankan usaha tentu sudah menjadi keharusan untuk membuat rencana bisnis yang baik dan berpotensi mendatangkan keuntungan. Bisnis Usaha kecil biasanya merupakan bisnis yang dilakukan secara tradisional, mengalir begitu saja sesuai dengan kebiasaan dan naluri pelakunya. Tetapi sesungguhnya menjalankan bisnis Usaha Kecil tidak bisa dielakkan dari sebuah perencanaan bisnis yang matang. Salah satu perencanaan yang penting bagi kelangsungan bisnis Usaha kecil adalah Merencanakan Keuangan Bisnis Usaha Kecil. Biasanya pada usaha kecil keuangan pribadi dan keuangan perusahaan bercampur menjadi satu, pengeluaran untuk usaha sulit dibedakan dengan pengeluaran untuk keperluan pribadi. Karena Usaha kecil adalah sebuah bisnis pribadi tentu saja menjadi hak dan tanggung jawab penuh pelaku bisnis untuk menggunakan keuangan. Hal inilah yang seringkali membuat bisnis usaha kecil menjadi tidak maju dan bahkan gulung tikar.

Secara sederhana sebuah bisnis yang sehat bisa dilihat dari aliran kas keuangan masuk dan keluarnya, idealnya arus uang masuk harus lebih besar dibandingkan arus kas keluar. Merencanakan Keuangan Bisnis penting untuk membuat arus kas berjalan dengan baik dan benar. Dengan perencanaan keuangan bisnis yang baik aliran dana dapat terkontrol dan dapat dievaluasi secara mudah dan terukur. Selanjutnya dapat diambil tindakan-tindakan dengan segera jika terjadi kekeliruan atau penyimpangan. Setelah memiliki Rencana Keuangan Bisnis yang baik tinggal proses manajemen keuangan. Manajemen Keuangan adalah aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh

Sebelum Merencanakan Keuangan Bisnis, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah melakukan identifikasi rencana alokasi pendapatan. Dengan membuat identifikasi awal akan membantu kita membuat rencana keuangan yang cukup realistis dan mungkin untuk dilaksanakan.

Berikut adalah langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk Merencanakan Keuangan Bisnis :

1. Buat perhitungan cermat mengenai pengeluaran anda selama sebulan, di sini anda harus memisahkan antara pengeluaran pribadi dan bisnis anda
2. Hitung seluruh penghasilan anda, di sini untuk pembiayaan keuangan pribadi anda dan keluarga anda dapat menggaji diri anda sendiri dan dari gaji itu anda dapat membiayai pengeluaran pribadi
3. Tulis dengan cermat selisih diantara keduanya

Beberapa saran untuk membuat Rencana Keuangan yang baik

1. Hitung ulang seluruh hutang anda dan pisahkan antara hutang untuk konsumsi pribadi dan bisnis. Apabila jumlah hutang anda di atas 30% dari total penghasilan, hal ini mengindikasikan bahwa keuangan anda tidak sehat

2. catat seluruh penghasilan yang anda terima dan pengeluaran anda selama beberapa bulan dan cermati hasilnya. Di sini anda dapat melihat pengeluaran apa saja yang memang menjadi kewajiban seperti transportasi, belanja bulanan, makan dll dan yang sifatnya hanya terjadi sewaktu-waktu.

3. Targetkan seberapa besar pengeluaran dan jangan melebihinya

4. Mulailah untuk memisahkan sejumlah uang untuk ditabung, dalam hal ini anda juga harus memisahkan antara tabungan pribadi tentunya untuk tujuan pribadi dan profit bisnis.

5. Anda harus menetapkan tujuan keuangan anda baik untuk pribadi maupun untuk bisnis misalnya saja anda berencana untuk menikmati liburan di Bahama 3 tahun lalu dan untuk bisnis, anda berencana untuk membuka 10 outlet tambahan dalam jangka waktu 3 tahun.

6. Pisahkan antara tabungan pribadi dan tabungan bisnis, buatlah rekening bank berbeda. Bahkan anda dapat membuat beberapa rekening bank untuk beberapa tujuan misalnya rekening A untuk rencana liburan, rekening B untuk profit bisnis, rekening C untuk dana pendidikan anak, rekening D untuk dana pensiun dll.

7. Jangan lupakan investasi untuk dana pensiun anda. Buatlah perencanaan kapan anda ingin pensiun dan hitung berapa biaya hidup nantinya serta seberapa besar yang harus anda sisihkan untuk dana pensiun.

8. Bijaklah terhadap hutang dan pengeluaran tak perlu. Apabila anda berhutang untuk menambah modal maka anda harus menghitung risiko serta keuntungan yang anda terima apabila anda meminjam uang untuk modal.

9. Disiplin terhadap apa yang anda targetkan dan tertulis di perencanaan keuangan anda. (Galeriukm).

Sumber: http://yea.co.id/rencanakan-keuangan-bisnis-anda.html

Sabtu, 02 Juli 2011

Merancang Masa Depan Dengan Perencanaan Keuangan

Menuju kebebasan finansial terletak pada kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan dengan baik. Pemasukan yang besar tidak menjamin seseorang bebas dari masalah keuangan, jika tidak diiringi dengan manajemen dan perencanaan keuangan yang baik. Ini berlaku bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan bisnis dalam level apapun. Bisnis usaha kecil, bisnis rumahan atau bisnis besar. Masa depan keuangan kita tergantung pada bagaimana kita merencanakan, mengelola dan menggunakan sumber daya keuangan yang kita miliki. Biasanya orang dengan pemasukan besar memiliki pengeluaran yang besar pula, yang pada akhirnya akan sama saja, memiliki pemasukan yang besar dengan pemasukan yang kecil. Dalam kehidupan pribadi maupun bisnis sangat penting untuk membuat perencanaan keuangan secara baik agar masa depan kita baik.

Dalam hal mengelola keuangan sebaiknya kita menggunakan maksimal 55% dari gaji yang kita terima setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari. Karena itu, alangkah baiknya jika kita juga terus membiasakan diri untuk memiliki pola hidup yang sederhana. Sebagai contoh, jika ada di antara Anda yang belum memiliki rumah dan karena satu dan lain hal harus tinggal di tempat kost, setidaknya beberapa ratus ribu rupiah sudah pasti terpotong dari gaji Anda selama sebulan. Untuk itu, Anda bisa menyiasatinya dengan mencari tempat kost di daerah yang tidak terlalu mahal, walaupun untuk itu Anda mungkin perlu sedikit “prihatin”, dalam arti Anda memilih tempat kost yang hanya memiliki kipas angin, karena tempat kost yang menyediakan AC sudah pasti lebih mahal harganya.

Lalu selain tempat tinggal, kita juga perlu memikirkan tentang makan sehari-hari atau kebutuhan kita setiap bulan. Jika kita berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket, harganya pasti akan lebih mahal dibanding jika kita berbelanja di toko serba ada. Begitu pula jika kita memasak sendiri di rumah akan jauh lebih hemat daripada makan di luar. Memang mau tidak mau dibutuhkan usaha ekstra jika kita ingin melakukan penghematan, tapi seandainya kita rela melakukan tindakan-tindakan penghematan seperti itu, kita akan memiliki sisa uang atau kesempatan menabung yang lebih besar lagi. Semakin banyak yang bisa kita tabung, semakin besar pula kesempatan kita untuk berinvestasi.

Modal dan Investasi

Bicara tentang modal dan investasi, ada baiknya kita melakukan semacam pengelompokan, sehingga dari pengelompokan ini kita bisa menimbang investasi apa yang bisa kita kerjakan. Sebagai contoh: Jika modal kita di bawah 5 juta rupiah, maka jenis investasi yang tersedia akan berbeda dibandingkan jika kita memiliki modal 10-15 juta atau bahkan 50 juta ke atas. Katakanlah modal kita di bawah 10 juta, kita bisa menimbang jenis investasi yang ingin kita lakukan berdasarkan kebutuhan yang ada di masyarakat sekitar kita.

Sebagai contoh: apabila kita tinggal di lingkungan di mana banyak terdapat anak muda dan tempat kost-kostan, kesempatan investasi yang paling bagus antara lain adalah jasa cuci pakaian atau laundry. Kita bisa mulai menghitung, untuk pakaian 1 kg, berapa banyak sabun yang kira-kira dibutuhkan dan berapa besar listrik yang terpakai untuk menyeterika. Dari situ kita juga bisa mencari seseorang untuk membantu kita mencuci, atau jika kita tidak ingin menyewa orang, berapa besar biaya operasional yang harus kita keluarkan jika menggunakan mesin cuci? Dari perhitungan tersebut, kita bisa mengetahui berapa harga yang akan kita patok per kilogramnya untuk pelanggan kita. Selain itu, mungkin kita tidak perlu mengambil profit margin yang terlalu besar tetapi kita lebih mengejar omzetnya.

Ada banyak peluang usaha lain yang bisa kita ambil dan semua itu dapat didasarkan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada di sekeliling kita. Karena itu, kita perlu terus mengasah kemampuan dalam menganalisa dan membuat pengamatan, sehingga akan jauh lebih mudah untuk melihat peluang yang ada sesuai dengan “ketebalan dompet” dan waktu yang kita miliki. Sektor riil bisa kita manfaatkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang ada, karena di mana ada kebutuhan, akan selalu ada kesempatan untuk memenuhi kebutuhan itu dan menjadikannya sebagai peluang bisnis.Dengan modal di bawah 5 juta, alternatif investasi selain di sektor riil adalah pasar saham yang juga cukup menjanjikan. Dengan modal di bawah 10 juta kita tetap bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan di pasar saham. Yang kita perlukan hanyalah mempelajari fluktuasi yang ada sehingga kita tetap bisa mengambil keuntungan dari setiap situasi yang terjadi.

Di sisi lain, tidak ada salahnya jika kita menyimpan sebagian uang di bank, karena bagaimanapun juga kita perlu memiliki cashflow. Jika kita menyimpan cashflow dalam bidang investasi, kita tidak bisa mengambilnya sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Jika suku bunganya menjanjikan, kita juga bisa “memarkirkan” uang kita di bank dalam bentuk deposito ataupun reksa dana. Tapi dalam kondisi sekarang ini, sebaiknya jangan terlalu lama atau terlalu banyak memarkirkan uang kita di bank. Pihak Bank sendiri memang sengaja menurunkan suku bunga, dengan harapan agar dana-dana yang selama ini diparkirkan oleh banyak pihak di bank bisa mulai ditarik untuk kemudian diinvestasikan di sektor riil, sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan di sektor riil. Sebaiknya sekitar 15-20% dari total tabungan yang ada bisa kita pakai untuk diinvestasikan, sementara sisanya tetap disimpan sebagai cashflow di tabungan, sambil menunggu adanya peluang-peluang investasi yang lebih bagus lagi.

Satu tips lagi, jika kita punya tabungan yang agak berlebih, sebaiknya jangan diinvestasikan di satu jenis investasi saja. Mungkin pada awalnya kita memulai dengan satu investasi saja, tetapi pastikan profit yang kita dapatkan dari investasi tersebut kita bisa tabung – jangan dipakai untuk memperbesar cashflow atau untuk meningkatkan gaya hidup. Dengan demikian, kita akan memiliki uang yang cukup jika di kemudian hari ada peluang investasi yang bagus terbuka di hadapan kita, sehingga kita bisa memiliki multiple-income – pendapatan kita bukan hanya dari satu sumber saja, melainkan dari beberapa sumber.

Jika ada orang yang tidak pernah tertarik untuk menabung, hal itu bisa disebabkan karena ia memang tidak terbiasa menabung. Jadi yang perlu kita lakukan hanya membiasakan diri saja. Lalu, jika ditanya “Bagaimana agar saya tertarik?” cara yang paling sederhana adalah: coba mulai pikirkan apa saja keuntungan yang bisa Anda nikmati ketika Anda mulai menabung, dan apa saja keuntungan jangka panjang yang bisa Anda nikmati ketika tabungan Anda semakin bertambah dan Anda mulai memiliki kesempatan untuk berinvestasi sehingga pundi-pundi dan cashflow Anda semakin bertambah besar (yang tentu saja berujung pada terciptanya kehidupan yang lebih baik).

Budaya Investasi yang Ditanamkan Sejak Dini

Budaya investasi bisa ditanamkan sejak dini dalam diri anak-anak. Meskipun di sekolah kita diajarkan berhitung, namun kita hampir tidak pernah diajarkan tentang cara mengelola uang. Sebagai akibatnya, anak-anak yang ada –bahkan kita para orangtua– hampir tidak pernah bisa mengelola keuangan dengan baik. Jangankan berinvestasi, memastikan agar bulan ini tidak berhutang saja sering kali menjadi pergumulan bagi kita. Di Indonesia saat ini sudah ada sebuah program pendidikan finansial yang sedang dipersiapkan, yang dikhususkan bagi anak-anak berusia 9-18 tahun, di mana mereka akan diajarkan tentang cara mengelola uang, bahkan tentang berinvestasi.

Sepanjang yang saya amati, kita hampir tidak pernah melihat anak usia 10 tahun berjualan –bukan karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu, melainkan dalam arti mereka memulai usaha sendiri dari berjualan itu. Hal ini terjadi karena anak-anak yang berasal dari keluarga yang cukup mapan –terlebih jika mereka sudah menempuh pendidikan yang baik– hampir tidak pernah diijinkan untuk berpikir tentang bagaimana harus mencari uang. Orang tua sering kali berkata, “Tugas kami sebagai orangtua untuk mencari uang, kamu cukup belajar yang rajin di sekolah supaya mendapat nilai yang bagus.” Padahal, statistik menunjukkan –dan Bank sendiri sudah mulai mengeluarkan kartu kredit khusus untuk anak-anak– bahwa budaya yang dibangun dalam diri anak-anak sekarang ini justru budaya konsumtif, sehingga mereka hanya tahu bagaimana membelanjakan uang mereka. Nah, program pendidikan finansial yang akan segera di-launching ini akan menolong mempersiapkan dan mengajarkan anak-anak kita, mulai dari usia 9 tahun sampai kurang lebih 17 tahun, tentang bagaimana mengatur uang yang mereka terima dari orangtua mereka, baik itu uang jajan atau uang untuk bermain, sekaligus melatih mereka sampai mereka bisa membuat sebuah business plan.

Di kota besar seperti Jakarta, banyak ibu rumah tangga yang mau tidak mau harus bekerja karena tuntutan ekonomi. Di sisi lain, dengan bekerja di luar, mereka harus menggunakan jasa seperti pembantu rumah tangga, babysitter, catering, dan lain sebagainya yang tentunya menyebabkan pengeluaran ekstra. Alangkah baiknya jika ibu-ibu rumah tangga mulai membuat catatan pengeluaran untuk dibandingkan dengan jumlah gaji yang diterima. Contoh: untuk seorang babysitter kita membutuhkan 350 ribu rupiah, lalu seorang pembantu rumah tangga juga 350 ribu rupiah, dan catering selama sebulan 500 ribu rupiah. Jika jumlah tersebut ditotal, maka pengeluaran tetap kita setiap bulan adalah 1.200.000, belum lagi kebutuhan-kebutuhan yang lain. Jika ternyata gaji kita hanya 1.250.000, berarti kita hanya memiliki surplus sebesar 50 ribu dari total gaji yang kita terima dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran tadi. Ini sama dengan kerja rodi yang sangat tidak menguntungkan.

Namun akan berbeda jika sebagai ibu rumah tangga kita mulai mengembangkan kemampuan untuk melihat peluang-peluang investasi dan melakukan usaha, apalagi jika usaha tersebut bisa dilakukan dari rumah, sehingga kebutuhan akan babysitter dan pembantu rumah tangga bisa diminimalkan. Kita juga bisa memasak sendiri sehingga tidak memerlukan catering, sehingga ini akan semakin meminimalkan pengeluaran dan kita memiliki cashflow yang lebih besar lagi.

Ada banyak sekali peluang usaha di sekeliling kita. Ketika kita mengasah kemampuan untuk menganalisa dan membuat pengamatan, ditambah sense of business yang tajam, maka kita akan bisa memperoleh sumber pendapatan yang baru bagi hidup kita sehari-hari.(Galeriukm).

Sumber:
Merencanakan Keuangan, Merancang Masa Depan, Steven Agustinus, http://www.andriewongso.com/artikel/viewarticleprint.php?idartikel=2354