Jumat, 09 Maret 2012

Etos Kerja Unggul (Bagian I)

Topik yang akan banyak dikupas dalam renungan dan pengajaran minggu-minggu ini adalah tentang “Etos Kerja”. Pemilihan topik ini untuk mengingat kembali pelajaran dari Guru Etos Indonesia, Jansen Sinamo, yang pernah menjadi keynote speaker pada event tahunan PAKARS INDONESIA yaitu CMPC (Christian Marketplace Conference) yang pertama di Wisma Sukanagalih, Puncak tahun 2007 lalu.

Sebagaimana diungkapkan oleh Jansen Sinamo, 8 Etos Kerja Profesional, Pelajaran ini bukanlah suatu pelajaran yang muncul karena trend dan akan usang seiring berjalannya waktu, karena 8 etos dipangkalkan pada delapan konsep agung yang sifatnya abadi.

Tulisan ini juga tidak dimaksudkan hanya menjadi sebuah resume terhadap apa yang disampaikan Guru Etos, tapi akan lebih memperkaya pengajarannya dari sudut pandang alkitab, sehingga kita sebagai karyawan, professional dan pebisnis hidup dengan etos kerja unggul sesuai alkitab.

Pengertian Etos Kerja
Etos kerja adalah Sikap dan Perilaku Kerja yang lahir dari seseorang, organisasi/ komunitas yang menganut, mempercayai, dan berkomitmen pada suatu paradigma kerja tertentu. Sebagai contoh*) Pada permulaan 1960-an data-data ekonomi Korea Selatan dan Ghana nyaris sama, tingkat kesejahteraan rakyat hampir sama. Namun setelah 30 tahun kondisi 2 negara tersebut, bagai langit dan bumi, Korea Selatan tumbuh menjadi negara industri yang disegani, termasuk dalam 14 negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, sedangkan Ghana tetap di tempat sebagai negara miskin. Mengapa bisa demikian? Jawabannya adalah karena perbedaan Etos. Korsel memiliki etos kerja keras, disiplin, berhemat, menabung dan mengutamakan pendidikan, tidak demikian dengan Ghana.

8 Etos Kerja Profesional dari sudut pandang Alkitab

Ada 8 Etos Kerja yang disampaikan Guru Etos dan saat ini akan lebih banyak kita pelajari dari sudut pandang Alkitab.

Etos #1 Kerja adalah Rahmat

"Aku bekerja tulus penuh syukur"
Menurut Kamus*) rahmat adalah kebaikan yang kita terima tanpa kualifikasi, tanpa syarat. Jika kita kaitkan dengan paradigma “Kerja adalah rahmat”, sekilas nampaknya aneh mengingat di jaman yang sangat kompetitif ini kemampuan,kualifikasi, prestasi orang diperhitungkan untuk memperoleh suatu pekerjaan, kenaikan jabatan, dll. Namun jika kita telusuri sebenarnya kemampuan/ kesanggupan yang kita miliki adalah rahmat dari Tuhan…”Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah (2 Korintus 3:5)”.

Tuhanlah yang memberikan kita kemampuan untuk bekerja, untuk memperoleh penghasilan yang merupakan sarana yang diberikan Allah untuk memelihara kita dan untuk menjadi berkat bagi orang lain. Ulangan 8:18 (18) Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Selepas menyelesaikan studi S-1 di Semarang, Penulis merantau ke Jakarta, mulailah suatu babak baru mencari pekerjaan yang sangat sulit, tidak kurang dari 71/2 bulan Penulis berjuang mencari pekerjaan. Pada masa-masa mengganggur yang cukup lama dan berat, mengingat minimnya kompetensi penulis saat itu, munculan pemahaman penulis bahwa jika dapat pekerjaan itu adalah anugerah, dan munculah suatu komitmen untuk tidak menyia-nyiakan anugerah pekerjaan jika diterima bekerja nantinya. Singkat kata akhirnya penulis mendapat suatu pekerjaan, yang walaupun berbeda dari background pendidikan dan gaji yang relatif kecil, namun penulis sadar bahwa pekerjaan adalah rahmat dan menerimanya dengan ikhlas dan ucapan syukur, hal ini ditunjukkan dengan kesungguhan dalam bekerja. Kesadaran bahwa Kerja adalah Rahmat membuat penulis bekerja extramile, tiba lebih awal dari karyawan yang lain dan pulang lebih lama dari karyawan yang lain. Sekalipun dengan gaji kecil, Penulis tidak bersungut-sungut dan tetap mempercayai bahwa Tuhanlah yang menggaji, perusahaan hanyalah perantara, Tuhan yang akan mencukupi semua kebutuhan. Waktupun berjalan hingga kini, Penulis yang dulunya masih single sekarang sudah mempunyai anak dan Tuhan selalu mencukupi kebutuhan yang meningkat. Tuhan memberikan rahmat kepada Penulis untuk memiliki pekerjaan baru yang lebih besar tanggung jawabnya dan lebih baik penghasilannya jauh dari sebelumnya, yang menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan dan lebih lagi untuk menjadi berkat. Kepercayaan bahwa bekerja adalah rahmat menyebabkan penulis bekerja tulus penuh syukur.

Etos #2 Kerja adalah Amanah

"Aku bekerja benar penuh tanggung jawab"
Amanah per definisi*) adalah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita, contohnya adalah seorang bapak yang sadar bahwa anak adalah titipan Tuhan (amanah), maka dia memiliki rasa tanggung jawab untuk merawat dan membesarkan anaknya dengan sebaik-baiknya. Contoh lainnya, Suatu ketika rekan kerja penulis akan mengadakan pesta perkawinan anaknya, lalu ia mengundang penulis untuk datang. Ia memberikan 2 Undangan kepada penulis, satu untuk penulis dan satu lagi untuk kolega penulis yang juga ia kenal. Penulis yang sadar bahwa titipan itu adalah amanah, berhati-hati dalam menyimpan undangan agar tidak kusut atau terselip, dan tidak menunda-nunda untuk memberikan undangan kepada koleganya, dengan demikian penulis berusaha melaksanakan amanah dengan baik dan benar.

Kisah perumpamaan talenta dalam Matius 25:14-30 adalah gambaran Kerja adalah amanah… “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat..Mat 25:14-15”

Hamba-hamba itu menerima amanah dari tuannya, hamba yang menerima 5 talenta segera pergi dan menjalankan amanah dari Tuhannya, ia memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta melakukan hal yang sama dan memperoleh laba dua talenta. Namun, hamba yang menerima satu talenta tidak menjalankan amanah, ia menyimpan talenta dan tidak menjalankannya, sebenarnya ia tahu bahwa ia mendapat amanah dan harus menjalankan talentanya. Setelah tuannya datang kembali, kepada hamba yang telah menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, ia berkata:
“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu…Matius 25:21”.

Tetapi kepada hamba yang tidak menjalankan amanah Ia berkata:“Hai kamu, hamba yang malas dan jahat… Matius 25:26a“. Kerja adalah sebuah amanah, jika kita melakukan dengan benar dan penuh tanggung jawab, maka Tuhan akan memberikan kepercayaan atau amanah yang lebih besar kepada kita. Setialah dalam amanah yang kecil, ia akan memberikan amanah yang lebih besar.

Etos #3 Kerja adalah Panggilan

"Aku bekerja penuh Integritas"
Jansen Sinamo dan Paulus Bambang Ws, keduanya adalah pakar SDM yang pernah menjadi keynote speaker dalam event tahunan pakars CMPC (Christian Marketplace Conference), keduanya adalah contoh orang yang bekerja memenuhi panggilannya. Sekalipun Jansen Sinamo dulunya sebagai seismic engineer di industry perminyakan, namun ia melangkah memenuhi panggilannya untuk bekerja di dunia SDM (Sumber Daya Manusia). Demikian juga Paulus Bambang yang sudah menapaki karir yang cemerlang sebagai Vice President PT. United Tractors, tetap mengikuti panggilannya di dunia SDM. Eduar Moninyong seorang sarjana lulusan ITB yang memiliki karir cemerlang di pekerjaannya menyadari panggilannya sebagai seorang pendeta, kini ia mengikuti panggilan agung Tuhannya dan melayani sebagai Gembala Sidang. Ada banyak nama yang dulunya karyawan, akhirnya keluar dari pekerjaan dan sukses berbisnis dengan memegang nilai-nilai moral karena menyadari panggilannya untuk berbisnis.

Orang-orang yang bekerja sesuai panggilannya akan bekerja dengan lebih unggul daripada bekerja hanya dengan motivasi mencari uang saja. Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan sudah merancangkan suatu pekerjaan yang baik untuk kita, pekerjaan baik itu adalah panggilan kita.

Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Rasa keterpanggilan juga bisa datang dari Negara atau organisasi manapun, juga bisa dari situasi khusus. Perkara-perkara agung seperti kemanusiaan, perdamaian, keadilan, dan kebenaran, selalu memanggil manusia untuk berbuat. PAKARS Indonesia sebagai organisasi yang memiliki Visi menjadi pusat kerasulan ekonomi di Indonesia, terpanggil untuk mentransformasi desa miskin, mengangkat kesejahteraan orang tidak mampu. Orang-orang yang berada di dalam organisasi PAKARS bekerja memenuhi panggilan organisasi tersebut.

“Karena itu, saudara-saudara, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukanya, kamu tidak akan pernah tersandung… 2 Petrus 1:10”

Keterangan: *) adalah tulisan yang diambil dari buku “8 Etos Kerja Profesional”, karya Jansen H. Sinamo.

Sumber : http://pakarsindonesia.org/artikel/etos-kerja-unggul-bagian-i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar