Sabtu, 28 April 2012

Contoh Isi dan Tahapan Melakukan Studi Kelayakan Bisnis

Studi Kelayakan Bisnis (SKB) merupakan sebuah upaya penelitian mengenai layak atau tidaknya sebuah usaha bisnis didirikan dan dijalankan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari aspek finansial, penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya, penghematan angka devisa serta adanya peluang usaha.

Studi kelayakan bisnis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data kelayakan sebuah usaha bisnis mampu dijalankan dengan baik atau tidaknya.

Studi kelayakan bisnis menyangkut banyak aspek diantaranya adalah aspek hukum, sosial, ekonomi, budaya, manajemen perusahaan, aspek teknis dan teknologi dan sebagainya. Terpenuhinya dengan baik semua aspek yang ada akan membuat kepercayaan banyak pihak di dalam kelangsungan bisnis usaha tersebut dapat mendukung keberhasilan sebuah bisnis usaha yang dijalankan.

Ada banyak pihak yang berkepentingan terhadap upaya studi kelayakan bisnis tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pelaku bisnis dan para investor
Pihak pelaku atau pemilik bisnis dan pihak investor memiliki kepentingan terhadap studi kelayakan bisnis khususnya sebagai jaminan bahwa akan ada kemungkinan pemasukan profit yang besar melalui sebuah usaha studi kelayakan bisnis yang sudah dijalankan. Kepentingan utamanya tak lain bagaimana modal bisa dikembalikan dengan segera serta memperoleh keuntungan yang besar dari sebuah usaha yang dijalankan.

2. Pihak kreditur
Pihak kreditur atau pemberi kredit yang biasanya dijalankan pihak perbankan juga memiliki kepentingan dalam upaya studi kelayakan bisnis tersebut, yakni kepentingan akan jaminan keamanan dan kelancaran pengembalian modal yang dilakukan dengan cara kredit oleh para pelaku bisnis.

Kepercayaan dari pihak kreditur terhadap pengembalian dana salah satunya dipengaruhi dari adanya studi kelayakan bisnis tersebut.

3. Pihak pemerintah
Studi kelayakan bisnis juga sangat dibutuhkan oleh pihak pemerintah terhadap sebuah usaha bisnis yang dijalankan. Beberapa kepentingan pemerintah terkait adanya upaya tersebut adalah bagaimana peluang kerja akan muncul dengan adanya sebuah perusahaan baru yang muncul, upaya penghematan devisa serta pendapatan dari masyarakat yang diharapkan mampu meningkat dengan baik.

4. Pihak masyarakat
Masyarakat juga memiliki kepentingan yang cukup besar terhadap studi kelayakan bisnis yang ada pada sebuah perusahaan. Diantara kepentingan masyarakat yang paling utama adalah di bidang ekonomi, bagaimana kehadiran sebuah usaha bisnis mampu berdampak positif bagi kondisi ekonomi masyarakat sekitar, misalnya melalui penerimaan tenaga kerja. Kepentingan lingkungan juga perlu diperhatikan, layak tidaknya, aman tidaknya sebuah usaha bisnis yang dijalankan terhadap kondisi masyarakat sekitar.

Ada tidaknya dampak negatif terhadap lingkungan terkadang menjadi persoalan urgen di masyarakat yang akan mengancam eksistensi sebuah usaha bisnis yang dikelola. Pihak pengelola bisnis tidak bisa mengabaikan hal ini, sebab dukungan dari masyarakat terhadap sebuah usaha bisnis sangat penting diperoleh jika tidak ingin usaha bisnis dirusak oleh masyarakat secara massal.

Studi kelayakan bisnis yang sudah berhasil dijalankan akan berdampak positif bagi banyak aspek, diantara yang paling urgen adalah aspek finansial bagi semua pihak. Manfaat terhadap kondisi perekonomian nasional serta manfaat sosial masyarakat juga menjadi dampak positif yang akan diperoleh setelah studi kelayakan bisnis berhasil dilakukan dengan baik.

Perlu tidaknya sebuah studi kelayakan bisnis dilakukan tergantung pada beberapa aspek, diantaranya adalah besar kecilnya modal investasi yang ada. Untuk usaha bisnis kecil yang dijalankan dengan modal dan investasi yang kecil, upaya studi kelayakan bisnis biasanya jarang dilakukan. Banyaknya pihak yang terlibat di dalam sebuah usaha bisnis yang dijalankan juga mempengaruhi perlu tidaknya sebuah studi kelayakan bisnis dilakukan.

Sumber : http://rajapresentasi.com/

Selasa, 24 April 2012

Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan langkah awal dan wajib dilakukan setiap orang yang akan memulai sebuah bisnis. Pengertian studi kelayakan bisnis adalah sebuah penelitian mendalam tentang bisnis yang akan dijalani yang menyangkut banyak aspek yaitu aspek hukum, sosial budaya, manajemen keuangan, teknis operasional dan teknologi sampai dengan pemasaran.

Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut maka hasil Studi kelayakan bisnis akan digunakan sebagi acuan atau strategi apakah bisnis tersebut layak dilanjutkan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Banyak contoh studi kelayakan bisnis diantaranya adalah studi kelayakan bisnis restaurant, studi kelayakan bisnis hotel dll, maka dalam membangun strategi bisnis perlu diperhatikan dengan benar

Di dalam membuat makalah studi kelayakan bisnis atau membangun suatu bisnis perlu memperhatikan Aspek aspek penting yang terdiri dari :

1. Aspek hukum dan administrasi
yaitu suatu aspek yang terkait dengan aspek legal yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
a. Perijinan :
i) Izin lokasi
ii) Izin usaha yang meliputi :

* Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.
* NPWP (nomor pokok wajib pajak)
* Surat tanda daftar perusahaan
* Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
* Surat tanda rekanan dari pemda setempat
* SIUP setempat
* Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

2. Aspek sosial ekonomi dan budaya
yaitu suatu aspek yang berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut, maka aspek ini termasuk bagian dari Studi kelayakan bisnis

a. Dari sisi budaya = yaitu mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.

b. Dari sudut ekonomi = yaitu Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.

c. Dan dari segi sosial = yaitu Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat. Maka untuk mendapatkan itu semua dapat dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

3. Aspek pasar dan pemasaran
yaitu suatu aspek yang berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut
- Studi kelayakan bisnis dengan melihat Potensi pasar
- Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.

Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk :
- Daya beli, yaitu kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
- Pemasaran, yaitu menyangkut tentang strategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial, peluang pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.

4. Aspek teknis dan teknologi
yaitu suatu aspek yang berkaitan dengan pemilihan lokasi peroyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, layout, dan pemilihan teknologi yang sesuai. hal ini sangat penting di dalam aspek studi kelayakan bisnis

5. Aspek manajemen
yaitu suatu aspek yang berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.

6. Aspek keuangan
yaitu suatu aspek penting untuk studi kelayakan bisnis yang berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan

Sumber : http://cara-membuat.org/

Sabtu, 21 April 2012

Analisis Usaha Penetasan Telur Itik

Usaha penetasan telur itik atau bebek merupakan kegiatan yang sudah dilakukan peternak sejak bertahun-tahun. Akan tetapi pola penetasan petani masih menggunakan cara alami dengan memanfaatkan ayam atau entok sebagai sarana penetasan.
Metode penetasan telur itik yang lebih modern menggunakan Mesin Tetas telur itik atau bebek dengan berbagai macam model. Peluang usaha di bidang penetasan telur itik cukup terbuka. Itik atau bebek merupakan hewan unggas yang sudah cukup populer di masyarakat kita. Tidak hanya telur asin saja yang dapat dibuat dari telur itik, ada banyak aneka makanan yang dibuat dengan bahan dasar telur itik. Selain telur itik yang dimanfaatkan sebagai aneka makanan, daging itik juga cukup banyak digemari oleh masyarakat.
Diantara makanan dari daging itik adalah bebek goreng, bebek bakar, rica-rica bebek kremes dan lain sebagainya. Dengandemikian peluang usaha dari unggas ini cukup terbuka lebar bagi pengusaha yang berminat menggelutinya. Tidak hanya dari sektor pengolahan hasil ternakan itik saja tetapi juga dari bisnis-bisnis lainnya, diantaranya penyediaan bibit itik yang berkualitas. Penyediaan bibit itik dapat dilakukan dengan cara konvensional melalui pengeraman indukan ayam dan penetasan telur itik dengan mesin tetas telur.

Untuk skala besar dan tujuan bisnis tentu tidak mungkin kita menggunakan ayam sebagai alat penetas telur. Maka peluang Usaha Penetasan Telur Itik dengan menggunakan Mesin Penetas merupakan alternatif yang akan dibahas. Usaha bisnis penetasan telur itik sebenarnya cukup memiliki potensi mendatangkan keuntungan. Selain manajemen produksi yang baik diperlukan pula manajemen penetasan berdasarkan kualitas hasil tetasan yang baik.

Peluang bisnis penetasan telur itik ini dapat dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Karena proses dan perlengkapan yang cukup sederhana. Selain itu harga mesin penetas telur itik juga cukup terjangkau ada yang berharga murah dan ada yang berharga cukup mahal, tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan saja. Mengenai ragam mesin penetas telur dapat dilihat pada tulisan ini. Gambaran potensi peluang usaha ini dapat dilihat dari harga DOD (Day Old Duck) betina biasanya dihargai sampai lima kali harga telur. Sedangkan untuk DOD jantan dihargai sama atau maksimal dua kali harga telur yang belum menetas. Tingkat daya tetas menggunakan mesin tetas memang lebih rendah jika dibandingkan dengan cara alami dengan indukan ayam. Pengeraman dengan ayam daya tetas bisa mencapai 90 s/d 100%, sedangkan dengan mesin tetas daya tetas berkisar 75% sampai dengan 90%, tergantung berbagai macam faktor. Jumlah telur itik yang menetas juga masih perlu diseleksi jenis kelamin jantan dan betinanya.

Sulit memprediksikan jenis kelamin telur yang menetas kadang lebih banyak betina, kadang lebih banyak jantan dan kadang sama. Untuk lebih mudahnya karena peluang jantan dan betina sama maka diasumsikan DOD yang dihasilkan pada model penetasan telur itik dengan mesin penetas ini adalah Jantan : Betina 50:50. Peluang 50:50 ini tidak ada perbedaan antara penetasan telur dengan cara alami dengan penetasan telur dengan mesin penetas, peluangnya sama saja.

Persiapan Usaha Penetasan Telur Itik  

1. Persiapan Tempat
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha penetasan telur itik mengunakan mesin penetas adalah faktor tempat. Tempat untuk penempatan mesin tetas diusahakan tidak terkena matahari secara langsung dan tidak terkena angin secara langsung. Hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang cukup ekstrim, yang berkakibat kurang baiknya daya tetas telur. Pastikan tempat dan mesin tetas dalam kondisi yang higienis dan steril dari kuman dan bakteri. Kuman dan bakteri akan mengganggu daya tetas telur. Biasanya sebelum telur-telur itik dimasukkan ke dalam mesin penetas, lingkungan dan mesin tetas disemprot terlebih dahulu menggunakan disinfectan. Penyemprotan mengunakan disinfectan pada tempat dan mesin penetas membuat bakteri dan kuman-kuman mati, sehingga aman bagi kelangsungan hidup embrio itik dalam telur.  

2. Persiapan mesin Tetas
Selain faktor tempat , Kualitas mesin penetas memiliki peranan yang cukup penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur itik ini. Mesin penetas diupayakan memiliki lingkungan dan kondisi yang mirip dengan induk ayam/entok, suhu, kelembaban dan lain-lain. Pastikan mesin tetas yang dipilih berkualitas bagus, rapat tetapi cukup memiliki ventilasi udara yang baik. Pastikan juga mesin tetas beroperasi dengan baik, misalnya suhu ruangan bisa mencapai sudu ideal 37-38 derajat C, dan memiliki termostat sebagai pengatur suhu. Meski pada rentang suhu 36 s/d 42 derajat C telur bisa menetas tetapi suhu optimal diupayakan pada 38-39 derajat C. Biasanya pada mesin penetas telur yang dibeli sudah dilengkapi dengan termometer ruang, untuk memonitor suhu dalam ruangan mesin penetas. Kelembaban udara yang diukur dengan Hygrometer didalam ruang mesin penetas (incubator) haruslah dijaga pada kisaran 55-60% untuk 18 hari pertama di incubator dan lebih tinggi setelah itu. Mesin Penetas yang baik dan berharga mahal biasanya dilengkapi dengan Hygrometer ini, namun jika tidak tersedia bisa dibeli sendiri.  

3. Pemilihan Telur sebagai Bibit
Dalam manajemen Usaha Penetasan telur itik pemilihan telur sangat menentukan daya tetas telur itik. Telur itik dipilih dari indukan yang tidak terkalu muda dan tidak terlalu tua, dengan rasio Jantan:Betina 1:5 sampai dengan 1:8. Cangkang telur dipilih yang tidak terlalu tebal karena akan sulit untuk pecah saat akan menetas. Cangkang yang terlalu tipis juga tidak layak untuk dipilih. Pilih telur yang oval tetapi jangan terlalu lonjong atau bulat.  

Proses Penetasan Telur Itik  

1. Pemasukan Telur
Pemasukan Telur ke dalam mesin tetas hendaknya dilakukan pada saat mesin tetas benar-benar siap untuk dipergunakan, antara lain suhu sudah sesuai dengan standard, kelembapan udara juga demikian. Sebelum dimasukkan kedalam mesin penetas telur dicuci dengan air hangat suam-suam kuku, agar kotoran dan bakteri yang menempel pada telur hilang. Selain itu telur yang bersih memudahkan kita mengamati perkembangan anakan itik dalam telur. Selama 3 hari pertama telur kita diamkan dalam mesin penetas dan tidak usah dibuka. Letakkan bagian yang runcing di bagian bawah, bagian yang mengandung rongga udara di posisi atas, jika di dalam mesin penetas tidak terdapat tatakan telur, bisa dibuat sekat-sekat dengan kayu atau bilah bambu agar telur tidak menggelinding dan mudah diatur dalam mesin penetas. Jika telur mudah bergerak dan menggelinding bebas di dalam mesin penetas, akan sulit dikontrol telur yang sudah dibalik atau belum.

2. Pengeraman Telur
Setelah 3 hari biasanya sudah bisa kita lihat telur-telur yang memiliki benih atau tidak. Telur yang tidak memiliki benih itik biasanya karena tidak dibuahi oleh itik jantan. Telur yang tidak dibuahi tidak akan menetas sehingga perlu kita afkir untuk dikonsumsi dan masih bisa dijual atau dijadikan makanan. Telur yang Memasuki hari keempat sampai hari ke 25 , telur itik sudah harus kita bolak-balik sehari 2 sampai 6 kali, frekuansi pemutaran telur akan berpengaruh pada daya tetas telur. Semakin sering akan semakin baik. Pada hari keempat tersebut telur perlu diangin-anginkan dengan cara membuka tutup mesin penetas selama kurang lebih 10 sampai dengan 15 menit. Proses mengangin-anginkan telur ini perlu dilakukan seriap 3 sampai 4 hari sekali sampai hari ke 25. Dalam masa pengeraman ini yang perlu diperhatikan selain suhu dijaga supaya tetap konstan adalah kelembapan udara. Jika kelembapan dirasa kurang bisa ditambahkan dengan menyemprotkan air hangat ke telur-telur. Untuk memudahkan mengontrol telur sudah dibalik atau belum, beri tanda dengan spidol pada tiap-tiap sisi telur, misalnya sisi bawah diberi tanda A sisi atas diberi tanda B.  

3. Masa Menetas
Telur itik akan mulai pecah sedikit demi sedikit, pada hari ke 26 sudah mulai terdengar suara dan cangkang yang terbuka pada bagian paruhnya. Pada hari ke 28 telur dalam mesin penetas yang normal sudah akan menetas semuanya. Perlu dicermati, jika ada telur yang susa pecah, perlu dibantu mengelupas dengan tangan tetapi harus hati-hati. Biasanya karena cangkang terlalu tebal. Anakan itik yang sudah menetas perlu segera dipindahkan ke tempat lain yang suhunya hampir sama dengan suhu ruang penetasan. Bersihkan ruang mesin penetas dari cangkang dan kotoran-kotoran lainnya agar tidak menggangu telur yang belum menetas.  

4. Seleksi DOD
Anakan itik yang berusia 1 sampai 4 hari lebih mudah dibedakan jenis kelaminnya dibandingkan dengan anakan itik berusia satu minggu. Warna itik betina lebih terang dan bersih, sedangkan itik jantan lebih gelap. Jika diperhatikan suara anak itik betina lebih melengking. Cara lain adalah dengan melihat melalui anus dengan cara menekannya, meski cara ini cukup membuat itik tersiksa tapi cukup efektif. Itik jantan terlihat memiliki alat kelamin yang menonjol. Untuk membedakan anakan itik jantan dan betina bisa dilihat dari warna paruhnya. Itik Jantan cenderung lebih berwarna gelap sedang itik betina berwarna terang.  

Analisa Bisnis

Meskipun ini adalah hitung-hitungan kasar tetapi bisa dipergunakan untuk menganalisa gambaran usaha penetasan telur itik ini. Diasumsikan kita akan menetaskan telur itik sejumlah 100 butir. Telur itik akan menetas dalam waktu 28 hari.  

Biaya Yang dikeluarkan:
* 100 butir telur @Rp 1000 = Rp 100.000
* Listrik 28 Hari = Ro 15.000
* Operasional = Rp 15.000
* Total Pengeluaran = Rp 130.000

Hasil Yang diperoleh:
DOD Menetas diasumsikan 75% atau 75 ekor anakan itik (DOD) dari 75 ekor tersebut 38 Betina dan 37 Jantan.
* 38 ekor DOD Betina @Rp 5000 = Rp 190.000
* 37 ekor DOD Jantan @Rp 1500 = Rp 55.500
* Total hasil = Rp 245.500

Keuntungan yang diperoleh dari 100 butir telur itik selama sebulan Rp 245.500 – 130.000 = Rp 115.500. Jika jumlah telur yang dierami 1000 butir keuntungan yang bisa diperoleh juga 10 kali lipat dari itu yaitu Rp 1.115.500. Selamat Mencoba.

Sumber : http://galeriukm.web.id/

Kamis, 19 April 2012

Analisa Usaha Budidaya Kambing Etawa

Menganalisa biaya dan pendapatan suatu usaha merupakan hal yang sering ditanyakan ketika memulai suatu bidang usaha. Hal ini adalah sangat wajar mengingat pertimbangan untung rugi adalah salah satu faktor yang melandasi seseorang untuk melakukan wirausaha. Dalam beternak kambing peranakan etawa atau kambing etawa sebenarnya sudah banyak literatur buku dan website yang menjelaskan analisis ini.

Beberapa buku yang kami rekomendasikan sebagai referensi adalah:
1. “Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa”, Penerbit Agromedia.
2. “Beternak Kambing Unggul”, Penerbit Panebar Swadaya.

Umumnya analisa kambing etawa yang dibuat oleh referensi yang ada sifatnya sangat ideal. Hal ini terkadang membuat para pemula ragu apakah perhitungan tersebut realistis? dapatkah peternakan saya nanti mendapatkan keuntungan seperti dalam analisa? bagaimana seandainya analisa tersebut salah?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sangat mungkin dan hampir pasti muncul dalam membaca suatu analisa bisnis kambing etawa.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan analisa perhitungan beternak kambing etawa itu menjadi kurang valid adalah:
1. Letak kandang terhadap sumber pakan hijauan.
Letak kandang kambing etawa yang jauh dari sumber pakan tentu membutuhkan biaya yang lebih daripada yang kandang yang dekat dengan sumber pakan.
2. Biaya hidup di daerah tempat kandang.
Biaya untuk membuat infrastruktur kandang tentunya berbeda untuk tiap daerah. Biaya meliputi harga bangunan dan upah tukang. Demikian juga upah pegawai anak kandang sudah pasti berbeda.
3. Daya serap pasar akan produk ternak kambing etawa setiap daerah berbeda.
Sebagai contoh harga susu kambing setiap daerah bervariasi. Bahkan di daerah tertentu belum tentu kita dapat menjual susu kambing.
4. Tujuan beternak berbeda dengan tujuan yang dianalisa dalam referensi.
Beternak kambing etawa untuk kontes tentu akan berbeda dengan beternak kambing etawa untuk susu dan pedaging.
5. Harga kambing etawa dalam realita berbeda dengan harga dalam analisa referensi.
Pada umumnya harga kambing etawa dalam analisa lebih murah dibandingkan dengan harga yang sekarang. Dapat juga perbedaan harga ini disebabkan perbedaan harga tiap daerah.

Diperlukan kebijakan dalam menyikapi suatu analisa usaha beternak kambing etawa. Jangan sampai analisa-analisa tersebut membuat para pemula menjadi enggan untuk beternak atau bahkan terlalu berharap (over expectation). Terlalu berharap untuk mendapatkan keuntungan dari analisa-analisa yang ada akan mengakibatkan suatu usaha ternak dapat langsung tutup ketika menemui suatu kendala.

Beberapa langkah bijak yang dapat dilakukan:
1. Menjadikan analisa-analisa yang ada sebagai gambaran kasar dari keuntungan yang mungkin didapat. Semua usaha pasti menguntungkan asal dilakukan dengan fokus dan konsisten. Tidak mesti keuntungan yang anda dapat lebih rendah daripada analisa tersebut.
2. Memperhatikan letak kandang terhadap sumber pakan hijauan. Salah satu kunci sukses beternak kambing etawa adalah menekan biaya pakan. Perlu diperhatikan juga keseterdiaan pakan konsentrat seperti ampas tahu atau bungkil jagung (tumpi).
3. Mengetahui daya serap pasar terhadap produk ternak kambing etawa. Dengan mengetahui daya serap pasar akan menentukan tujuan beternak kambing etawa. Apakah untuk pedaging, susu atau kontes.
4. Membangun infrastruktur sesuai dengan jumlah kambing etawa yang akan dipelihara dan modal yang dimiliki. Sebagai contoh sangat bagus untuk memiliki kandang terbuat dari kayu dan beratap genteng. Namun jika belum ada modal, maka kayu dapat diganti bambu dan genteng dapat diganti asbes. Intinya adalah mendahulukan yang perlu agar peternakan dapat berjalan. Pemilihan infrastruktur juga harus mempertimbangkan perkembangan usaha. Tujuannya adalah untuk efisiensi penggunaan modal.
5. Memilih kambing peranakan etawa atau kambing etawa yang sesuai dengan tujuan beternak dan modal yang dimiliki. Harga kambing etawa ras kaligesing di pasaran saat ini cukup mahal. Dengan membeli bibit atau induk kambing etawa ras senduro yang lebih murah dan berkualitas akan dapat mengurangi biaya pembelian kambing perah dan pedaging.
6. Mulai dari mudah, murah dan kecil. Hal ini memberi kesempatan bagi peternak kambing etawa pemula untuk belajar aspek-aspek manajemen ternak kambing etawa. Selain itu mengurangi resiko kerugian jika ada kambing yang mati.
7. Berpikir ke depan untuk mengembangkan dan membesarkan peternakan kambing etawa. Dengan prinsip ini diharapkan peternak tidak terburu-buru untuk mengambil semua laba tanpa memperhitungkan pembesaran kandang (seperti perluasan kandang atau penambahan kambing etawa). Hendaknya keuntungan yang didapat dapat diputar lagi untuk memperbesar aset peternakan kambing etawa.
8. Selalu membuka diri untuk selalu belajar ilmu ternak kambing etawa. Konsultasi antar sesama peternak kambing etawa dan yang telah berhasil dapat membantu pemahaman manajemen ternak yang baik dan benar.

Beternak kambing etawa adalah salah satu bisnis atau usaha yang paling mudah dan kecil resikonya. Harga kambing dari tahun ke tahun bukannya tambah murah. Meskipun sudah banyak peternak kambing namun permintaan pasar masih tinggi. Hal ini disebabkan faktor populasi penduduk, religius (akikah, kurban dan hajatan), ekspor dan inflasi.

Resiko beternak kambing etawa termasuk kecil. Hal ini disebabkan kambing etawa adalah kambing unggulan yang tahan akan penyakit. Hal ini tidak seperti sapi atau ayam yang sangat rentan terhadap penyakit.

Disamping itu pemeliharan kambing etawa cukup mudah. Kandang dapat dibuat dari bambu. Tidak membutuhkan pakan khusus selain hijauan daun dan konsentrat (jika ada). Lantai kandang kambing yang berkisi-kisi memungkinkan kotoran (srintil) langsung jatuh ke tanah. Srintil dapat dibiarkan di tanah tanpa menimbulkan bau (asal kering). Srintil ini dengan sendirinya dapat terurai dengan halus dan hasilnya dapat dijual sebagai pupuk.

Sumber : http://www.etawajaya.com/

Selasa, 17 April 2012

Analisa Bisnis Makanan

Keuntungan bisnis makanan bisa mencapai 100 persen. Tentu hal ini begitu menggiurkan dan banyak orang yang melirik bisnis kuliner. Namun, banyak orang yang bingung tentang cara menghitung modal usaha untuk memulai bisnis mereka. Simak cara Koko Hidayat, pengajar kursus memasak di Klub Nova, dalam menghitung modal dan variabel lain dalam memulai bisnis makanan.

Gambaran usaha
1. Bahan baku

Dalam pembuatan makanan, usahakan cari bahan makanan yang mudah ditemukan di toko, pasar tradisional atau mal. Disarankan untuk membeli bahan baku berkualitas, karena akan menghasilkan makanan lezat dan bergizi.

2. Perlengkapan usaha
Untuk skala usaha kecil dan menengah (UKM), lihat kembali dapur Anda, apakah ada perlengkapan dapur yang bisa digunakan. Kalau memang belum ada, disarankan membeli perlengkapan usaha dalam volume kecil terlebih dahulu.

3. Tenaga kerja
Dalam skala kecil, ada baiknya produksi makanan ditangani bersama keluarga. Karena selain tidak membayar tenaga kerja, kualitas bahan dan pembuatan makanan lebih terjaga. Lain halnya jika jumlah pesanan mulai meningkat, tidak ada salahnya merekrut tenaga kerja.

4. Kemasan
Cara mengemas makanan yang akan dijual perlu dipersiapkan. Usahakan kemasan menarik untuk memberikan nilailebih pada produk Anda. Banyak konsumen yang membeli makanan karena kemasannya yang cantik atau unik. Cara sederhananya, gunakan kardus polos yang ditempel stiker nama usaha atau merek makanan Anda. Jika usaha semakin berkembang, Anda bisa meningkatkan kualitas kemasan dengan memproduksi kardus berbagai ukuran dengan merek yang dicetak pada kardus.

5. Promosi dan penjualan
Banyak cara yang dilakukan untuk mempromosikan makanan seperti membuat spanduk atau kartu nama. Promosi dari konsumen melalui mulut ke mulut juga efektif, apalagi jika kualitas makanan Anda digemari pasar. Cara promosi lainnya adalah melalui website atau jualan online. Sebagai tahap awal, Anda bisa menitip penjualan makanan di kantin atau toko terdekat.

6. Penetapan harga
Harga jual tergantung segmen yang Anda bidik. Hal ini terkait dengan harga bahan dan besar keuntungan yang Anda inginkan. Biasanya keuntungan makanan antara 50-100 persen.

Biaya investasi
Alokasikan biaya investasi meliputi pembelian barang-barang yang akan digunakan untuk memproduksi makanan, dalam jangka panjang. Misalnya, oven gas, tabung gas, mixer, loyang, cetakan, timbangan, dan lainnya.

Biaya operasional
Biaya operasional adalah biaya tetap ditambahkan biata variabel. Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah biaya penyusutan dari barang investasi. Misalnya oven diperkirakan dalam kondisi baik hungga empat tahun ke depan atau 48 bulan. Jadi, nilai penyusutan per bulan adalah 1/48 kali harga oven.

Sedangkan biaya variabel meliputi harga semua bahan atau jasa yang diperlukan selama sebulan. Seperti tepung, margarin, gula pasir, telur, upah tenaga kerja.

Menghitung keuntungan
Cara menghitung keuntungan adalah total penerimaan dikurangi biaya operasional. Sebagai simulasi, jika total penerimaan dalam satu bulan sebesar Rp 6 juta, sedangkan biaya operasional sebesar Rp 3 juta, maka keuntungan yang Anda bisa nikmati adalah Rp 6 juta dikurangi Rp 3 juta, yakni Rp 3 juta sebagai profit bisnis kuliner Anda. Mudah bukan? Selamat menjadi pengusaha!

Sumber : http://female.kompas.com/

Sabtu, 14 April 2012

Tujuh Kesalahan Pemasaran Yang Harus Dihindari

Anda merasa sudah melakukan aktivitas pemasaran dengan optimal, namun hasilnya belum ada juga? Mungkin saja Anda mengalami salah satu dari tujuh dosa terbesar dalam pemasaran berikut. Ini adalah daftar kesalahan-kesalahan utama yang seringkali dialami dan yang perlu dihindari:

1. Mengharapkan Pelanggan Datang Sendiri
Pemikiran salah yang seringkali dimiliki oleh pemasar adalah dengan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas, maka pelanggan akan datang dengan sendirinya. Hal ini tidak akan terjadi, kecuali jika brand Anda memang sudah terkenal dan punya pelanggan yang memang sudah lama loyal. Meskipun toko Anda terletak di lokasi yang strategis, tampilan toko menarik, punya produk berkualitas dan layanan yang spektakuler, namun pelanggan tidak akan datang selama Anda tidak melakukan pemasaran.

Produk-produk baru selalu membanjiri pasar, menghadirkan banyak pilihan kepada konsumen. Jika Anda tidak melakukan pemasaran, maka awareness konsumen terhadap produk Anda akan semakin pudar dimakan waktu, kalah dengan awareness terhadap produk pesaing. Ciptakan value proposition unik bagi target pasar Anda.

2. Tidak Punya Target Pasar Spesifik
Kesalahan kedua yakni Anda meyakini bahwa produk dan jasa Anda cocok untuk semua orang. Sehingga, dalam aktivitas pemasaran Anda tidak menyasar ke target pasar tertentu. Sesungguhnya, perusahaan tidak menyasar target pasar tertentu karena takut kehilangan segmen pasar yang potensial. Namun, akibatnya justru pasar malah tidak menangkap value dari produk/layanan tertentu baginya.

Meskipun Anda berusaha untuk menjaring banyak segmen pasar, namun fokuslah pada target pasar utama Anda. Siapkan value proposition unik bagi tiap segmen pasar yang potensial, sehingga mereka juga melihat bahwa produk Anda juga memberikan value.

3. Meniru Pemasaran Pesaing
Kesalahan ketiga yakni pemasar seringkali terjebak untuk mengikuti strategi pemasaran pesaing. Pesaing melancarkan strategi pemasaran, yang kemudian sukses besar, sehingga pemasar tergoda untuk melakukan hal yang sama. Padahal, mungkin pesaing Anda lebih besar, sehingga jika Anda bersaing langsung dengannya, maka peluang Anda menang kecil.

Jangan mengikuti strategi pemasaran sukses dari pesaing begitu saja. Misalnya pesaing mengajak untuk perang harga, biarkan saja. Sebaiknya Anda lebih berfokus pada value, bukan hanya harga. Berikan value terbaik untuk konsumen, dengan menyediakan kebutuhan dan keinginan mereka yang belum terpenuhi. Lakukan diferensiasi, dan berikan alas an-alasan bagi pelanggan untuk memilih produk Anda dibandingkan pesaing.

4. Riset dan Pengujian yang Kurang
Kesalahan keempat adalah riset dan pengujian yang tidak memadai sebelum dilakukannya aktivitas pemasaran. Pemasaran sudah dilaksanakan, namun ternyata hasil tidak sesuai dengan ekspektasi. Sebelum menjalankan aktivitas pemasaran, sebelumnya harus dilakukan riset serta pengujian. Caritahu apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Lakukan due diligence terlebih dahulu sebelum Anda mengambil keputusan terkait dengan pemasaran, baik itu harga, penawaran, kemasan, promo, dan lainnya. Dapatkan feedback dari para pelanggan Anda sebelumnya.

5. Menganggap Pemasaran Sebagai Beban
Kesalahan yang juga fatal adalah perusahaan seringkali memandang pemasaran sebagai beban, bukannya investasi. Akibatnya, perusahaan tidak mengalokasikan sumber daya yang cukup ke bidang pemasaran. Pemasaran tidak menjadi bagian penting dari strategi bisnis. Sehingga, akibatnya uang yang masuk ke perusahaan juga kurang.

Sementara itu, pemasaran berbeda, karena justru menarik uang masuk ke perusahaan, tidak hanya sekedar menghabiskan anggaran. Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk pemasaran, sehingga aktivitas pemasaran dapat dilakukan dengan optimal dan memberi kontribusi pendapatan kepada perusahaan.

6. Tidak Tahu Acquisition Cost Pelanggan
Kesalahan yang juga sering terjadi adalah manajemen tidak mengetahui betul berapa biaya untuk mengakuisisi seorang pelanggan. Sehingga, tidak ada pula statistic yang mengukur customer lifetime value. Padahal, informasi ini penting untuk mengambil keputusan pemasaran. Dengan mengetahui biaya akuisisi pelanggan dan customer lifetime value, maka Anda akan tahu seberapa banyak Anda harus berinvestasi di pemasaran.

Seringkali perusahaan berinvestasi lebih besar dibandingkan dengan customer lifetime value, sehingga mengakibatkan kondisi finansial memburuk. Jadi, sebelum melakukan aktivitas pemasaran, ketahui terlebih dulu customer lifetime value dari pelanggan.

7. Hanya Fokus Pada Akuisisi Pelanggan, Bukan Mempertahankan
Anda harus memahami bahwa bisnis Anda bisa berjalan baik saat ini sebagian berasal dari pelanggan lama, dan sebagian kecil dari pelanggan baru. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemasar hanya berfokus untuk mengakuisisi pelanggan baru, dan melupakan pelanggan lama. Hubungan yang sudah terjalin dengan pelanggan lama tidak dibina dengan baik, sebaliknya malah mengejar pelanggan baru. Pelanggan lama hilang, sementara biaya akuisisi pelanggan baru lebih tinggi, akibatnya tentu kurang baik secara finansial.
Rinella Putri/RP/mgf.

Sumber: http://managementfile.com

Kesalahan Marketing Yang Perlu Dihindari

Memasarkan sebuah produk merupakan aktivitas yang bisa jadi cukup kompleks. Tidak hanya masalah mendeskripsikan produk secara baik tetapi juga melibatkan banyak hal, seperti situasi calon pembeli, pembawaan seorang petugas marketing dan banyak hal lain. Menawarkan produk kepada orang lain memerlukan identifikasi akan kebutuhan dan keinginan dari pembeli, baru ditawarkan produk yang sesuai. Marketer harus memiliki keterampilan tersebut jika ingin menguasai pasar.

Strategi marketing yang baik perlu mengantisipasi kesalahan-kesalahan marketing yang sering terjadi. Ibarat dokter memberikan resep obat, hendaknya sesuai dengan penyakit yang diderita, berdasarkan analisa-analisa medis. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh marketer agar terhindar dari kesalahan-kesalahan marketing.

1. TIMING.
Kapan waktu yang ideal/tepat bagi konsumen untuk dihubungi dan dikunjungi, harus akurat dikuasai oleh seorang marketer jika tidak maka semua kesempatan akan sirna dengan sia-sia.

2. HEADLINE.
Setiap promosi, headline-nya harus tepat, singkat, jelas, to the point dan juga eye catching agar konsumen tidak ragu – ragu untuk mengambil keputusan membeli produk yang dipasarkan. Jika kondisi ini tidak dimiliki maka kegagalan yang akan diraih walaupun produknya menarik, ekonomis dan dibutuhkan.

3. DISCOUNT/BONUS.
Momentum pemberian discount/bonus harus tepat waktu dan sasaran. Umumnya, pemberian discount/bonus dilakukan karena omset menurun atau kompetitor (pesaing) sedang melakukan strategi pemberian discount/bonus. Tanpa adanya perencanaan dan alasan yang tepat, pemberian discount/bonus selain tidak akan meningkatkan omset, bisa saja merusak image produk (timbul kesan konsumen bahwa kualitas produk adalah under value).

4. GOOD LIST.
Buat klasifikasi dan spesifikasi data konsumen. Jangan perlakukan atau melayani semua konsumen dengan cara yang sama. Contoh kasus, sebagai berikut. Untuk konsumen sangat potensial, maka sudah sepantasnya diperlakukan dengan status VVIP: Very Very Important Person dan begitu juga selanjutnya. Jika kondisi ini tidak dimiliki maka semua peluang/kesempatan akan segera lenyap alias gagal.

5. COMMUNICATION.
Komunikasi kepada konsumen harus senantiasa On Line dan apapun yang berhubungan dengan perkembangan produk, harus benar-benar diketahui oleh konsumen. Misalnya, mengenai kenaikan harga, adanya special discount/bonus, launching produk baru, perubahan kemasan produk, dll.

6. TARGET.
Sasaran konsumen yang akan dicapai, harus jelas, akurat realiable. Setiap konsumen, tidak bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Oleh karena itu, segmentasi konsumen berdasarkan tingkat edukasi, status sosial, dan lain sebagai juga harus dimiliki serta diketahui dengan pasti.

7. LONG TERM.
Seorang marketer harus menyadari bahwa bisnis yang sukses adalah bisnis yang sifatnya long term. Oleh karena itu, unsur trust harus benar-benar dipertahankan. Jangan sekali-kali membuat konsumen merasa ‘diakalin’, baik mengenai harga, bonus, discount ataupun yang lainnya. Kejujuran memegang peranan yang sangat penting untuk meraih simpati dan kepercayaan konsumen.

Karena kesalahan kecil pada marketing akan berimbas banyak terhadap produk yang dijual, maka menghindari beberapa kesalahan lebih baik. Memperbaiki citra produk hanya karena kesalahan kecil pada marketing akan lebih sulit dibandingkan menawarkan produk yang baru.(/Andriwongso)

Sumber:
http://www.andriewongso.com/

Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Manusia

Kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan tidak hanya beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak ada habisnya. Satu kebutuhan telah Anda penuhi, tentu akan datang lagi kebutuhan yang lainnya. Kebutuhan Manusia tersebut dapat di golongkan menjadi beberapa macam, antara lain :

1. Kebutuhan Menurut Intensitasnya
Kebutuhan ini dipandang dari urgensinya, atau mendesak tidaknya suatu kebutuhan. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier.
* Kebutuhan Primer :
kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi agar kita tetap hidup, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, dsb.
* Kebutuhan Sekunder :
kebutuhan ini disebut juga kebutuhan kultural, kebutuhan ini timbul bersamaan meningkatnya peradaban manusia seperti: ingin makan enak, ingin pakaian yang lebih bagus, ingin perabotan lebih bagus, nonton film, pentas seni, dsb.
* Kebutuhan Tertier :
kebutuhan ini ditujukan untuk kesenangan manusia, seperti kebutuhan akan perhiasan, mobil mewah, rumah mewah, dsb.

Dewasa ini banyak barang yang semula dipandang mewah, sekarang telah digolongkan menjadi kebutuhan sekunder, seperti: pesawat TV, telepon, dan komputer. Demikian juga untuk pendidikan dan kesehatan telah digolongkan menjadi kebutuhan primer, mengingat kebutuhan ini sangat mendesak dan penting bagi kehidupan manusia.

2. Kebutuhan Menurut Sifatnya
Kebutuhan ini dibedakan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani.
* Kebutuhan jasmani,
contohnya: makanan, pakaian, tempat tinggal, dsb.
* Kebutuhan rohani,
contohnya: musik, menonton bola, ibadah, dsb.

3. Kebutuhan Menurut Waktu
Kebutuhan ini dibedakan menurut waktu sekarang dan waktu masa yang akan datang.
* Kebutuhan sekarang,
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, seperti: makan di saat lapar, atau obat-obatan pada saat sakit.
* Kebutuhan masa depan,
yaitu pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk waktu yang akan datang, misalnya: tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dsb.

4. Kebutuhan Menurut Wujud
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan material, yaitu kebutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba dan dilihat. Misalnya: buku, sepeda, radio, dsb.

5. Kebutuhan Menurut Subyek
Kebutuhan ini dibedakan menurut pihak-pihak yang membutuhkan. Kebutuhan ini meliputi: kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang membutuhkan, misalnya: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru. Kebutuhan masyarakat, disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan bersama, yaitu alat pemuas kebutuhan yang digunakan bersama, misalnya: telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman, dsb.

Selain kelima macam tersebut, kebutuhan dasar juga manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

1. Penyakit.
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.

2. Hubungan Keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak adarasa curiga, dan lain-lain.

3. Konsep Diri.
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif tentang diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat., sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.

4. Tahap Perkembangan.
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang berbeda, baik kebutuhan psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

Sumber : http://duniabaca.com/

Kamis, 12 April 2012

Kebutuhan Manusia Dan Jenisnya

1. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kesejahteraan. Kebutuhan manusia mencerminkan adanya perasaan kurang puas yang ingin dipenuhi dalam diri manusia yang muncul secara alamiah untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2. Jenis-Jenis Kebutuhan
Kebutuhan manusia sangat banyak dan beragam. Secara garis besar kebutuhan manusia dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu sebagai berikut.

a. Berdasarkan Intensitas Kegunaannya
Berdasarkan intensitas kegunaannya, kebutuhan dibagi menjadi tiga macam, yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.

1) Kebutuhan Primer atau Kebutuhan Pokok
Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi agar manusia dapat mempertahankan hidupnya. Dengan kata lain, kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia tetap hidup. Kebutuhan tersebut muncul secara alami. Kebutuhan primer disebut juga ‘kebutuhan alamiah’. Contoh yang termasuk ke dalam kebutuhan primer adalah kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal.

2) Kebutuhan Sekunder
Setelah manusia dapat memenuhi kebutuhan primer atau kebutuhan pokok, manusia masih memerlukan kebutuhan lain yang bersifat pelengkap. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh yang termasuk kebutuhan sekunder di antaranya kebutuhan terhadap televisi, kulkas, meja, kursi, buku, dan alat tulis.

3) Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Pada dasarnya, kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia terhadap barangbarang dan jasa yang tergolong mewah (luks), seperti mobil mewah, kapal pesiar, pesawat terbang pribadi, dan wisata ke luar negeri.

Pembagian kebutuhan menurut intensitas kegunaannya sangat ditentukan oleh kondisi masyarakat suatu daerah atau negara. Sebagai contoh, bagi penduduk suatu daerah atau negara yang masih tertinggal, kebutuhan akan motor atau mobil mungkin merupakan kebutuhan mewah. Akan tetapi, bagi penduduk daerah atau negara yang memiliki standar hidup tinggi, kebutuhan terhadap motor atau mobil mungkin hanya merupakan kebutuhan sekunder saja.

b. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi dua kebutuhan, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

1) Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan keadaan jasmani atau fisik seseorang terhadap barang dan jasa. Contoh yang termasuk ke dalam kebutuhan jasmani dalam bentuk barang antara lain pakaian, makanan, minuman, obat-obatan, dan vitamin. Adapun yang yang termasuk ke dalam kebutuhan jasmani dalam bentuk jasa antara lain kebutuhan rekreasi, mendengarkan musik, dan menonton televisi dan bioskop.

2) Kebutuhan Rohani atau Kebutuhan Spiritual
Selain kebutuhan jasmani, jenis kebutuhan lain yang juga penting adalah kebutuhan rohani atau kebutuhan yang bersifat kejiwaan. Contoh kebutuhan rohani antara lain beribadah, mendengarkan ceramah agama, dan mendengarkan wejangan atau nasihat tentang budi pekerti yang luhur.

c. Berdasarkan Waktu Pemenuhannya
Berdasarkan waktu pemenuhannya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang.

1) Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak dapat ditunda-tunda lagi atau harus dipenuhi pada saat ini juga. Contoh yang termasuk ke dalam kebutuhan sekarang antara lain kebutuhan seseorang terhadap makanan saat ia lapar, kebutuhan seseorang terhadap minuman saat ia haus, kebutuhan seseorang terhadap obat-obatan, atau pergi ke rumah sakit saat ia sakit, dan kebutuhan seseorang akan istirahat saat ia lelah.

2) Kebutuhan yang Akan Datang
Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhan-nya dapat ditunda atau pemenuhannya dilakukan di kemudian hari. Kebutuhan ini berhubungan dengan persediaan atau persiapan untuk kebutuhan yang akan datang. Contoh kebutuhan yang akan datang, yaitu kebutuhan perlengkapan bayi untuk ibu yang sedang mengandung, tabungan untuk persiapan melanjutkan pendidikan, asuransi kesehatan dan dana pensiun untuk jaminan hari tua.

d. Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan perorangan dan kebutuhan kelompok.

1) Kebutuhan Perorangan
Kebutuhan perorangan adalah kebutuhan yang mencakup halhal yang diperuntukkan bagi perorangan. Kebutuhan perorangan akan berbeda untuk setiap orang atau sangat bergantung kepada profesi orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang siswa membutuhkan buku dan alat tulis, makanan, pakaian, dan olah raga.

2) Kebutuhan Kelompok
Kebutuhan kelompok adalah kebutuhan yang dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat atau publik secara bersama-sama, misalnya, jembatan, jalan raga, rumah sakit, tempat rekreasi dan sekolah.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan
Kebutuhan setiap manusia dapat berbeda-beda antara yang satu dan lainnya. Beberapa faktor yang memengaruhinya kebutuhan antara lain keadaan alam, agama, adat istiadat, dan peradaban.

a. Keadaan Alam atau Lingkungan
Keadaan alam akan memengaruhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh, orang yang tinggal di daerah pegunungan akan berbeda kebutuhannya dengan twang yang tinggal di daerah pantai. Begitu juga orang yang tinggal di negara beriklim tropis akan berbeda dengan orang yang tinggal di daerah atau negara yang memiliki empat musim. Orang yang tinggal di daerah dingin lebih membutuhkan pakaian tebal daripada orang yang tinggal di daerah bermusim panas.

b. Agama
Agama atau keyakinan rang dianut seseorang akan menyebabkan kebutuhan setiap orang menjadi berbeda-beds. Contohnya, setiap agama memerlukan alat-alat tertentu yang harus dipakai dalam menjalankan ibadahnya. Hal tersebut mendorong tiap-tiap agama mencari barang-barang yang beragam untuk digunakan dalam penyelenggaraan ibadahnya.

c. Adat Istiadat
Adat istiadat atau tradisi akan memengaruhi perbedaan kebutuhan setiap orang. Misalnya, bagi mayoritas masyarakat Indonesia nasi merupakan makanan pokok. Adapun bagi sebagian besar masyarakat Eropa dan Amerika roti merupakan makanan pokok. Adat masyarakat Sunda akan berbeda dengan orang Jawa atau pun orang Kaiak. Perbedaan adat istiadat tersebut akan menyebabkan perbedaan kebutuhan.

d. Peradaban
Peradaban merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perbedaan kebutuhan. Semakin tinggi peradaban suatu masyarakat, semakin banyak dan semakin tinggi kualitas barang atau jasa yang dibutuhkan. Pada zaman nenek moyang, kebutuhan manusia masih sangat sederhana. Misalnya, mereka hanya memerlukan pakaian yang terbuat dari kulit binatang atau dedaunan, makan dari hasil berburu, dan tinggal di gua-gua. Di zaman modern seperti sekarang, hal tersebut sudah tidak ada lagi. Manusia di zaman sekarang sudah memakai pakaian yang semakin bervariasi, makan enak, dan tinggal di rumah yang lebih baik atau tinggal di apartemen mewah.

4. Alat atau Sarana Pemuas Kebutuhan

Kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat berupa barang (produk) atau jasa. Barang adalah alat pemuas kebutuhan manusia yang berwujud dapat dilihat atau diraba. Adapun jasa adalah alat pemuas kebutuhan manusia yang tidak berwujud (abstrak). Keduanya, balk barang atau jasa merupakan alat atau sarana pemuas kebutuhan manusia. Alat atau sarana pemuas kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan cara memperolehnya, kegunaan dalam hubungannya dengan barang lain, dan proses produksinya.

a. Cara Memperolehnya
Berdasarkan cara memperolehnya, sarana pemuas kebutuhan dibedakan menjadi barang bebas dan barang ekonomi.

1) Barang Bebas
Barang bebas adalah sarana pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan sumber daya ekonomi. Hal yang umum digunakan sebagai contoh barang bebas antara lain udara, air dan sinar matahari, karena jumlalmva yang melimpah. Barang bebas sering disebut sebagai barang mudah didapat, yang semata-mata merupakan ciptaan Tuhan untuk dipergunakan oleh manusia.

2) Barang Ekonomi
Barang ekonomi adalah sarana pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber daya ekonomi. Contohnya pakaian, makanan, dan rumah. Barang ekonomi dapat dibedakan lagi menjadi barang konsumsi dan barang produksi. Barang konsumsi adalah barang-barang secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia balk yang tahan lama seperti pakaian, perabot rumah tangga, dan kendaraan, maupun yang tidak tahan lama seperti bahan bakar, makanan, dan obat-obatan. Adapun barang produksi adalah barang secara tidak langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia karena haws mengalami beberapa proses produksi, misalnya, bahan baku dan mesin-mesin.

Akan tetapi pembedaan antara barang bebas dan barang ekonomi tidaklah kaku. Atas usaha masyarakat udara, sinar matahari dan air telah diubah dari barang bebas menjadi barang ekonomi berupa air bersih, udara bersih, dan energi matahari.

b. Kegunaan dalam Hubungannya dengan Barang Lain

Berdasarkan kegunaan dalam hubungannya dengan barang lain, sarana pemuas kebutuhan dibedakan menjadi barang substitusi dan barang komplementer.

1) Barang Substitusi
Barang substitusi adalah barang yang memiliki kegunaan untuk menggantikan barang lain. Misalnya, bus dapat menggantikan angkutan kereta api, jagung dapat menggantikan beras sebagai kebutuhan pokok masyarakat.

2) Barang Komplementer
Barang komplementer adalah barang yang memiliki kegunaan untuk melengkapi barang lain. Barang tersebut akan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia, jib digunakan secara bersama sama. Contohnya bensin dengan kendaraan, dan tinta dengan pena. Pengertian barang substitusi dan barang komplementer ini tidak sama bagi setiap orang atau setiap masyarakat. Contohnya, gula dan kopi bukan barang komplementer bagi penduduk Inggris.

c. Proses Produksinya
Berdasarkan proses produksinya, barang atau sarana pemuas kebutuhan terbagi menjadi barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi.

1) Barang Mentah
Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses produksi (pengolahan), dan akin dijadikan sebagai bahan baku dalam proses produksi. Contohnya kapas, kayu gelondongan, dan beras.

2) Barang Setengah Jadi
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi, tetapi belum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna, contohnya kapas menjadi benang, kavu menjadi papan, dan beras menjadi tepung.

3) Barang Jadi
Barang jadi adalah barang saran pemuas kebutuhan manusia yang sudah mengalami proses produksi secara tuntas atau sempurna dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contohnya pakaian, kursi, meja, dan kue.

Akan tetapi, pengertian barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi, ditentukan oleh konsumennya. Sebagai contoh, beras bagi rumah tangga sudah merupakan barang jadi, tetapi bagi pengusaha tepung, beras tnasih merupakan barang mentah. Proses mengolah barang mentah sampai menjadi barang jadi sering disebut proses produksi dari hulu ke hilir atau proses produksi memberikan nilai tambah (value added).

Sumber : http://artikelekonomi.com/

Selasa, 10 April 2012

Sistem Pemasaran Bertingkat Makin Populer di Internet

Dengan semakin banyaknya perkembangan situs internet di dunia, membuat persaingan di dunia maya semakin kompetitif. Berbagai situs menawarkan produk dan jasa yang semakin hari semakin menarik. Dan tidak hanya sampai di situ saja. Beberapa situs bahkan berani menawarkan komisi kepada para pembaca supaya mereka mendapatkan pelanggan. Hal ini menjadikan peluang bagi para peminat internet untuk berbisnis dan mendapatkan penghasilan tambahan lewat internet.

Program semacam ini dikenal dengan sistem marketing afiliasi dimana pengguna internet membantu mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan suatu situs melalui link atau spanduk bergambar. Pada saat pengunjung yang lain meng-klik link atau spanduk bergambar tersebut dan bergabung maka promoter ini tadi akan mendapatkan komisi dari situs tersebut. Berbagai situs seperti Amazon yang terkenal dengan penjualan buku-buku secara online juga menawarkan sistem afiliasi semacam ini

Beberapa situs bahkan berani menggunakan sistem komisi bertingkat yang artinya rekan yang bergabung dapat mengundang rekan yang lain dan seterusnya. Dan komisi akan diberikan kepada rekan yang pertama kali mengundang. Semuanya ini dihitung secara otomatis dengan sistem mereka.

Sebagai contoh sistem semacam ini digunakan oleh klub Satu Juta Dollar yang merupakan situs uji coba pertama di Indonesia. Keuntungan menggunakan sistem komisi bertingkat adalah jumlah komisi yang didapatkan oleh promoter akan semakin besar dengan bertambahnya jumlah orang yang bergabung.

Sistem semacam ini diprediksikan akan digunakan oleh banyak situs ke depan untuk menarik para pengunjung. Dan kesempatan untuk mendapatkan uang saku tambahan melalui internet semakin terbuka bagi para penggemar internet. Hmm boleh juga ya setidaknya untuk menutup biaya langganan internet bulanan.

Sumber : http://myzone.okezone.com/

Jumat, 06 April 2012

Teori Etika Bisnis

Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Pengertian Etika bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Berikut teori-teori Etika bisnis.

Teori Utilitasme
* Utilitas berarti “bermanfaat”
* Menekankan Pembangunan Berkesinambungan
* Mementingkan Konsekuensi
* Dikritk dalam hal : Keadilan dan Hal
* Dibedakan Utilitariasme perbuatan dan Utilitarisme Aturan

Deontologi
* Deon = Kewajiban (Yunani)
* Utamakan perintah dan larangan (agama)
* Mengutamakan keadilan

Teori Hak
* Hak tidak dapat dipisahkan dari kewajiban
* Didasarkan bahwa martabat manusia sama
* Semakin banyaj Etika Bisnis menekankan hak

Teori Keutamaan
* Mementingkan sikap atau akhlak seseorang
* Karena hidup yang baik virtuous life (hidup berkeutamakan)
* Keutamaan tidak sama untuk setiap bidang
* Keutamaam, pebisnis: Kejujuran, fairness, kepercayaan, keuletan

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu
1. Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya. Individual
2. Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
• Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
• Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
• Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
• Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.

Untuk menciptakan Etika bisnis terlebih dahulu harus mempunyai beberapa faktor, antara lain:
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan h pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.

Sumber :
http://pandji99.wordpress.com/
http://repository.binus.ac.id
http://diahaja.wordpress.com/

Selasa, 03 April 2012

Kebutuhan Manusia dan Manajemen Bisnis

Kebutuhan ini dimulai dari dasar segitiga dengan kebutuhan psikologi dasar manusia untuk bertahan hidup seperti, makanan, air, dan tidur yang kemudian meningkat ke puncak segitiga yang mewakili pencapaian kepuasan dalam hidup yang mengacu pada aktualisasi diri.

Diantara kebutuhan psikologis dan hasrat aktualisasi diri, ada tiga kebutuhan lainnya yang diperlukan, seperti, keamanan, kepemilikan, dan penghargaan.

Usaha kecil, korporasi besar, dan setiap manajer harus mengetahui teori Maslow ini dan membuat keputusan yang memenuhi beberapa aspek kebutuhan ini jika mereka ingin mengembangkan karyawan yang setia, kompeten, dan puas.

Ada banyak penerapan praktis dari hirarki kebutuhan Maslow ini yang dilakukan dalam praktek bisnis. Dengan menganggap bahwa kebutuhan dasar hidup dipenuhi di tempat kerja, berikut ada beberapa saran. Banyak dari saran ini sudah digunakan dalam kehidupan bisnis dan hasilnya adalah meningkatnya kepuasan dan produktivitas karyawan. Menariknya, penerapan prinsip ini bisa diterapkan di perusahaan multi nasional atau operasional bisnis sederhana dengan sedikit karyawan.

Kebutuhan keamanan meliputi perasaan aman di dalam lingkungan tertentu. Bisnis harus memastikan adanya rencana dan kebijakan yang mempengaruhi berbagai keadaan yang mungkin terjadi, seperti kebakaran, banjir, angin topan, atau bahkan kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat kerja. Karyawan harus diberikan pengarahan singkat apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat dan manajemen harus menunjukkan perhatiannya. Apakah pemadam kebakaran, alat pertolongan pertama dan nomor telepon darurat tersedia? Perhatian lainnya seperti memastikan apakah penerangan di area parkir sudah memadai sehingga karyawan yang datang lebih awal atau pulang lembur akan merasa aman .

Kebutuhan kepemilikan memberikan rasa kekeluargaan dan membuat karyawan merasa sebagai bagian dari tim. Topi, kaos atau aksesoris biasa digunakan untuk menunjukkan kekompakan group serta identitas personal. Hal sederhana seperti mengingat hari ulang tahun dengan memberikan ucapan selamat atau kartu ucapan menanamkan rasa keberadaan dan menciptakan lingkungan dimana produktivitas individu meningkat karena mereka merasa dihargai.

Kebutuhan penghargaan memberikan rasa pencapaian dan kepuasan pada karyawan. Karyawan teladan, sertifikat penghargaan, ucapan terima kasih di depan umum atas pekerjaan yang terselesaikan dengan baik, merupakan hal positif di lingkungan kerja.

Ini hanyalah contoh dari banyak cara dimana para manajer bisa menggunakan psikologi perilaku manusia untuk memberikan rasa keberadaan bagi siapa saja yang terlibat di tempat kerja. Setiap manajer atau pemimpin harus familiar dengan hirarki kebutuhan Maslow dan menerapkan elemen-elemen tersebut di tempat kerja .

Sumber: http://www.leadershiparticles.net

Makna Murah Dalam Persaingan Bisnis [Bagian 1]

“Harga merupakan identitas suatu produk yang bisa berubah setiap saat, identitas disini karena harga merupakan informasi yang identik dengan sebuah produk.”

Dulu saya sempat mendapatkan stigma yang salah ketika saya mulai terjun ke dalam dunia bisnis online. Yaitu sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa apabila kita menjual suatu barang dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan orang lain yang menjual produk yang sama, maka sudah pasti kita akan menang dalam persaingan bisnis dan mendapatkan keuntungan yang banyak.

Tapi, pada kenyataannya semua itu tidak seratus persen benar. Karena ternyata fluktuasi harga merupakan hal yang biasa, namun alasan perubahan itu juga cukup penting, namun sayangnya banyak sekali produk yang kehilangan identitasnya dengan memberikan diskon besar-besaran karena menjadi korban persaingan, semua agar terkesan murah. Biasanya kecenderungan ini terjadi pada pengusaha yang baru dalam bisnisnya. Padahal harga sebagai identitas dalam sebuah persaingan online bukan karena yang paling murah.

Ketika dalam persaingan online yang semakin ketat, maka masih banyak yang berpikir dengan menurunkan harga menjadi paling terendah daripada yang lain adalah identik dengan terjadinya peningkatan penjualan, padahal tidak selamanya seperti yang diharapkan. Karena dalam persaingan harga di media online penurunan harga dari pesaing ada beberapa sebab:

Pertama, pesaing sedang kesulitan keuangan sehingga tidak untungpun dalam penjualan tidak masalah.

Kedua, sedang menghabiskan produk tertentu untuk mengganti jenis produk lain

Ketiga, karena ada peningkatan volume produksi atau kelebihan stok

Keempat, Upaya jangka pendek sekedar menarik perhatian pasar

Kelima, mau bangkrut untuk menutup utang

Jadi, tidak semua kebijakan menurunkan harga menjadi murah itu sama bagi setiap penjual. Dari kelima sebab tersebut, orang cenderung selalu mengikuti nafsu untuk berusaha mematahkan setiap persaingan dengan penjual lain. Justru malah yang ada nantinya akan terjadi perang harga yang mungkin berujung pada jatuhnya harga suatu produk di pasaran.

Contohnya seperti yang sering saya alami dalam penjualan produk-produk herbal, kini herbal bukan sebuah produk asing lagi yang dikonsumsi oleh kalangan tertentu. Masyarakat luas sekarang ini sudah mengenal produk herbal yang begitu banyak dengan beragam khasiatnya. Dan dengan begitu banyak permintaan dari pasar, memunculkan peluang untuk usaha penjualan produk herbal ini.

Dengan banyaknya agen-agen ataupun pedagang kecil yang menjual produk herbal, persaingan harga di pasaran begitu ketat. Satu agen dengan agen lainnya berlomba-lomba untuk menurunkan harganya hingga di bawah harga eceran tertinggi. Hal ini berdampak pada perbedaan harga yang sangat mencolok dan berujung pada jatuhnya harga barang tersebut. Padahal, kalau mau fair, sesama pedagang tidak perlu untuk melakukan seperti itu, justru dengan stabilnya harga dan tidak terlalu menjatuhkan harga menjadi sangat murah. Konsistensi produk tersebut akan bisa berlangsung lama. Dan pedagang pun akan memperoleh laba yang lumayan, karena harga yang stabil dan masyarakat pun tidak akan banyak membandingkan harga antara satu pedangan dengan pedagang lainnya.

Kesimpulannya, fluktuasi harga suatu produk memang diperkuat banyak latar belakang yang berbeda antara satu pedagang dengan pedagang lainnya. Jadi jangan mengambil keputusan yang salah dengan mencoba menurunkan harga, karena itu memang bukan satu-satunya solusi. Pada bagian kedua tulisan ini kita membahas tentang hal-hal yang bisa mempengaruhi penentuan harga, solusi dalam menghadapi persaingan harga dan bagaimana menciptakan web yang super informative supaya bisnis online anda berjalan dengan optimal.

Semoga bermanfaat

Sumber : http://themenworlds.com/2011/12/20/makna-murah-dalam-persaingan-bisnis-bagian-1/

Minggu, 01 April 2012

Etika Bisnis dan Tanggung jawab Sosial Perusahaan

Etika Bisnis

Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut;
* Prinsip otonomi;
adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
* Prinsip kejujuran.
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
* Prinsip keadilan;
menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
* Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle);
menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
* Prinsip integritas moral;
terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan/orang2nya maupun perusahaannya.

Pertanyaan nya bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis ini agar benar-benar dapat operasional? Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat kearah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar Visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti Visi ini kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan.

Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial dan keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial merupakan suatu nilai yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Keterlibatan sosial perusahaan di masyarakat akan menciptakan suatu citra yang sangat positif. Biaya sosial yang dikeluarkan dianggap sebagai investasi jangka panjang. Kelestarian lingkungan, perbaikan prasarana umum, penyuluhan, pelatihan, dan perbaikan kesehatan lingkungan walaupun memerlukan biaya yang signifikan, namun secara jangka panjang sangat menguntungkan perusahaan, karena kegiatan tersebut menciptakan iklim sosial politik yang kondusif bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

Dapat kita lihat, pada saat libur merayakan Hari Idul Fitri, beberapa perusahaan memberikan fasilitas mudik gratis bagi masyarakat yang terkait langsung dengan perusahaan, contoh; Bank dengan nasabahnya, perusahaan yang memproduksi obat tradisional dengan bakul jamunya dan lain-lain.

Bagi situasi dunia yang semakin global sekarang ini, masing-masing pihak saling tergantung, serta tidak ada lagi perusahaan yang tertutup atau tidak mau melakukan perbaikan-perbaikan untuk kemajuan. Perusahaan yang masih tidak mengindahkan hal-hal semacam ini, cepat atau lambat akan semakin ditinggalkan oleh pelanggannya.

Sumber : http://edratna.wordpress.com/2006/12/06/budaya-korporatif-etika-bisnis-dan-corporate-sosial-responsibilities/