Yusuf Iskandar, semula tidak pede saat mendirikan Madurejo Swalayan yang berlokasi di pinggiran timur kota Yogyakarta. Selain merek swalayan yang belum banyak dikenal orang, juga lokasinya yang berada di antara Jalan Raya Jogja – Solo dan Jogja – Wonosari, jauh dari keramaian. Meskipun lokasinya berada di pinggir jalan, namun area sekitarnya masih berupa kawasan persawahan dan relatif jauh dari perkampungan penduduk desa.
Banyak tantangan di awal berdirinya usaha ritel ini, mulai dari ketiadaan pengalaman sebelumnya, minim pengetahuan manajemen hingga lokasi yang kurang strategis, jauh dari kawasan pemukiman (padahal menurut teori bisnis ritel harus dekat dengan pemukiman), dan letaknya yang berada di kawasan ndeso di pinggir kota yang masyarakat umumnya masih awam dengan konsep toko modern.
Namun tantangan tidak selalu harus dieliminasi, melainkan didayagunakan untuk diubah menjadi peluang. Istilahnya, harus berani berpikir paradogsal. Berpikir kebalikannya. Karena di setiap tantangan dan kelemahannya selalu ada peluang. Ibarat seorang ahli geologi yang menemukan singkapan batu bijih, maka pasti ada batuan induknya yang mengandung mineral bahan tambang yang berharga dan bernilai ekonomis.
Mencari, menggali dan menggarap peluang untuk menambang batuan induknya, itulah yang dilakukan Yusuf selaku pemilik bisnis ritel Madurejo Swalayan.
Tren Pelanggan Justru Meningkat
Dengan keadaan seperti di atas, tetapi dikelola dengan sepenuh hati, ternyata bisnis ritel terbukti sejak mulai beroperasi pada bulan Oktober 2005 hingga masuk ke tahun ketiga di tahun 2008 ini, terus menunjukkan adanya peningkatan.
“Kenaikan omset penjualan, pertambahan aset toko, perluasan toko, pertambahan jumlah karyawan, adalah sebagian dari pencapaian yang kerangka besarnya adalah menebar rahmat bagi semua stakeholder (di antaranya adalah pemilik, pegawai, pemasok dan masyarakat sebagai konsumen), di lingkungan dimana bisnis ini berada”, ujar Yusuf.
Tantangan ke depan bagi Yusuf adalah mengelola Madurejo Swalayan, yang semula dianggap banyak orang pesimistis karena belum memenuhi syarat tempat bagi tumbuhnya bisnis ritel ternyata telah terbantahkan.
“Kami justru sedang menyempurnakan sistem manajemen toko, mempersiapkan strategi pengembangannya dan mengantisipasi era persaingan bisnis ritel yang semakin kompetitif. Cepat atau lambat ketatnya persaingan bisnis ritel juga akan merambah kawasan desa Madurejo dan sekitarnya seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk dan perkembangan wilayah. Ini menarik”, jelasnya.
Hingga kini, Madurejo Swalayan yang dikelola Yusuf Iskandar telah siap memberi kemudahan bagi masyarakat di sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan harga yang wajar dan kompetitif.
Disebut kemudahan karena jika dibandingkan kalau masyarakat harus membelinya di kota kecamatan terdekat atau ke kota Yogyakarta yang memerlukan biaya transport yang cukup besar, maka belanja di Madurejo Swalayan relatif lebih murah.
Ternyata benar kata orang-orang bijak. Berbisnis tidak perlu takut, tidak perlu berhitung terlalu njlimet, apapun bisnisnya jika kita tekun dan bekerja keras, akan menuai hasil seperti yang diharapkan.
Sumber : http://madurejo.wordpress.com/2008/08/18/berani-bisnis-ritel-dengan-merek-sendiri-wk-juni-2008/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar