Di manapun Anda bekerja pasti akan selalu dihantui berbagai macam persoalan. Tak mengherankan, jika banyak pekerja kerap melontarkan keluhan.
Masalahnya, keluhan-keluhan ini tidak akan menyelesaikan problem di kantor, malah justru membuat Anda makin tertekan yang bisa menimbulkan stres berat.
Seperti diberitakan dari laman shineyahoo.com, berikut keluhan yang seringkali dilontarkan para pekerja, dan ketahui solusinya:
Gaji
Pada titik tertentu dalam karier, Anda akan merasa tidak puas dengan gaji. Entah itu, karena jumlahnya yang rendah atau merasa tidak mendapatkan kompensasi sesuai.
Tapi, daripada terus mengeluh tanpa tiada hasil, cobalah berusaha bekerja secara konsisten memberikan hasil terbaik untuk perusahaan. Karena idealnya, gaji Anda harus mencerminkan kontribusi Anda pada perusahaan. Jika merasa semua tugas Anda selesai dengan sempurna, Anda bisa menghadap atasan untuk meminta pertimbangan naik gaji.
Tunjangan
Jika perusahaan harus memilih antara merumahkan 10 orang atau memotong tunjangan transporasi, apa pendapat Anda? Tentunya, Anda akan lebih memilih perusahaan tidak melakukan PHK, kan?
Daripada mengeluh tentang nasib buruk ini, lebih baik berpikir positif dan kreatif untuk mencari dana tunjangan pribadi. Daripada mengharapkan tunjangan dari kantor, Anda bisa melakukan bisnis kecil-kecilan sebagai tambahan penghasilan. Misalnya, bisnis makanan ringan. Layak dicoba, kan?
Masalah Pribadi
Apapun masalah pribadi Anda, rasanya tidak tepat untuk dibagikan pada rekan kerja. Alih-alih semua penghuni kantor pun akan tahu masalah pribadi Anda, yang bisa berujung pada gosip kantor.
Tugas Anda sebagai pekerja di kantor sebaiknya dipisahkan dari kehidupan pribadi. Jika tetap ingin curhat masalah Anda, pilih rekan kerja yang bisa dipercaya, agar masalah pribadi tidak menyebar ke mana-mana.
Beban kerja
Mengeluh memiliki terlalu banyak beban kerja, justru bisa menghambat aktivitas kantor. Agar tumpukan pekerjaan tidak membuat Anda stres, buatlah daftar prioritas kerja. Kerjakan satu persatu.
Jadi, daripada menghabiskan waktu untuk mengeluh, lebih baik simpan energi Anda untuk hal-hal lebih penting dan memusatkan perhatian untuk menyelesaikan sesuatu. Dengan begitu Anda akan menjadi tim kerja lebih produktif.
Makanan
Jika sulit mencari makanan di kantor, kenapa harus mengeluh. Cobalah merencanakan membawa makanan dari rumah. Anda akan menghemat banyak uang dan mungkin bisa mendapatkan makanan lebih sehat.
Memiliki rekan kerja atau mitra dengan perilaku menyebalkan pun terkadang sangat tidak menyenangkan. Berkomunikasi atau bekerja sama dengan mitra kerja seperti itu menjadi pilihan terakhir dalam pikiran Anda.
Perkataan yang dilontarkan rekan atau atasan seringkali membuat tersinggung meski Anda telah melakukan tanggung jawab dan kewajiban. Kesalahan kecil saja, membuat atasan langsung menegur Anda. Atau, bisa juga rekan kerja meminta Anda melakukan sesuatu seperti layaknya seorang bos.
Seperti diberitakan oleh the Frisky, pakar kepemimpinan dan psikolog Sylvia LaFair membuka alasan di balik perilaku menjengkelkan rekan kerja. Menurutnya, perilaku menyebalkan di kantor berakar dari pengalaman yang dialami pada masa kanak-kanak.
Sylvia menawarkan teknik baru untuk mengidentifikasi asal-usul perilaku kerja yang buruk dan meredakan kebiasaan berbahaya tersebut. Langkah pertama mengidentifikasi pola kerja yang tak berfungsi di kantor. Setelah itu, lakukan perubahan secara menyeluruh.
Buku karangan Sylvia LaFair, 'Dont Bring It To Work' menjelaskan beberapa jenis disfungsi prilaku dalam kerja serta penyebab luka dari masa kecil mereka.
1. Penganiaya (Persecutor)
Orang jenis ini tak segan mengatur hal-hal kecil dan memperhatikan pelanggaran-pelanggaran orang lain. Beberapa cirinya adalah email pasif-agresif yang cenderung menyalahkan orang lain.
Mengapa terjadi? Orang seperti ini tumbuh dengan pelecehan atau pengabaian dari orang tua.
2. Pura-pura (Denier)
Karyawan tipe ini tidak realistis dan berpura-pura tidak ada masalah dalam pekerjaan atau kondisi kantor. Saat keuangan kantor mengalami kerugian dan krisis berat, pendapat sebagian besar orang adalah "Perusahaan akan bangkrut". Mereka akan keukeuh dengan ucapan, "Akan ada bonus untuk semua orang!"
Kemungkinan terbesar dari tipe orang ini adalah mereka berasal dari keluarga yang takut membicarakan hal-hal tidak menyenangkan.
3. Penghindar (Avoider)
Dia adalah orang pertama yang menghindari atau keluar kantor setiap kali akan berlangsung rapat yang akan menyampaikan 'berita buruk' atau menjelang deadline. Sebabnya, di masa kanak-kanak, orangtua mereka terlalu menghakimi atau tidak memiliki hubungan kuat dengan orang tua.
4. Si Berprestasi (Super Achiever)
Orang seperti ini mendorong diri agar terus unggul dalam segala hal. Mereka memimpikan untuk selalu meraih keuntungan bagi dirinya. Orang seperti ini akan merasa gagal jika ada hal yang menyiratkan bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Jadi, sekuat tenaga, tipe seperti ini akan berusaha membuat orang lain terlihat buruk.
Di masa kecil, biasanya orang seperti ini memiliki pengalaman rasa malu atau tragedi dalam keluarga. Maka, mereka berusaha menebusnya dengan segala cara.
5. Martir
Orang ini melakukan pekerjaan semua orang. Mereka datang lebih awal setiap hari dan bekerja lembur setiap malam. Mereka juga bangga dan selalu menceritakannya kepada semua orang.
Alasan utama dari prilaku pekerja jenis ini adalah semasa kecil mereka mencoba untuk menyenangkan orangtua yang tidak menyukai impian mereka.
Apakah salah satu jenis terdengar akrab bagi Anda?
Lalu bagaimana jika kita bosan dengan pekerjaan yang monoton? Jangan biarkan rasa ini berlarut-larut karena hanya akan menciptakan tekanan dan beban yang mengganggu pekerjaan.
Perlu strategi untuk keluar dari masalah itu agar performa kerja tetap bagus. Ada hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk memberi rasa nyaman saat bekerja, seperti berikut:
1. Lampu lava dan tanaman hijau
Bawa kedua jenis benda ini ke kantor sebagai teman bekerja. Keduanya terbukti secara ilmiah mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan di tempat kerja.
Gerakan lampu lava secara visual memberi rasa rileks. Sedangkan tanaman hijau menenangkan dan meningkatkan kepuasan kerja. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman hijau memiliki keuntungan lebih besar daripada jendela.
2. Manajemen konflik
Latih diri menghadapi konflik seperti politik kantor, ketegangan mental, dan perlakuan tidak menyenangkan dari atasan atau rekan kerja. Anda akan mampu menenangkan diri dan mengatasinya bila masalah itu terjadi.
Buku-buku dan kursus yang berhubungan dengan komunikasi, hubungan antar rekan kerja dan interaksi karyawan diperlukan untuk menguatkan hubungan profesional lebih baik.
3. Jadwalkan hari 'Sehat Mental'
Jadwalkan satu hari kerja setiap beberapa bulan hanya untuk bersantai dan menghabiskan waktu luang di rumah. Meskipun terkadang sulit memperoleh libur tanpa alasan yang jelas dari perusahaan atau majikan, ada baiknya Anda mencoba.
4. Tangani masalah kesehatan
Jika Anda tak menghiraukan penyakit ringan seperti sakit perut, stres, sakit kepala, atau kelelahan, produktivitas kerja bisa terganggu. Segera konsultasikan ke dokter untuk menanganinya. Ini penting.
Apalagi saat Anda baru saja dipromosikan. Penelitian menunjukkan, saat menduduki jabatan baru, karyawan memiliki kendala menyesuaikan diri dan stres yang lebih tinggi.
5. Mengenali diri sendiri
Hargai diri sendiri dan merasa nyaman dengan kepribadian Anda. Misalnya, orang dengan kepribadian introvert mungkin terlihat aneh atau antisosial. Mereka biasanya tidak menyadari sangat berbeda dari orang ekstrovert yang senang berkumpul.
Semakin mengetahui kepribadian, kekurangan dan kelebihan serta cara mengatasinya, semakin besar kemungkinan Anda dapat menyukai pekerjaan. Jika Anda seorang introvert, cari informasi yang dapat membantu bagi karyawan introvert. (fn/v3v)
Sumber : www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar