Senin, 06 Agustus 2012

Analisis Bisnis Makanan Agar Capai Keuntungan Hingga 100 Persen

Berpikir kreatif dan terus berinovasi. Demikian rupanya yang ada dalam benak Katrin, pemilik Kedai Rumah Berry’s di Jalan Raya Cipocok Jaya, Ciwaru, Serang. Bersama sang suami, wanita berkerudung ini nekat membuka kedai Rumah Berry’s yang akhirnya dikenal sebagai suplayer buah-buahan organik serta kedai penyedia sop durian.

Semula, usaha yang dirintis Katrin dan suami hanya sebuah petak kecil di depan rumah. Namun saat ini, diperluas lagi dan mampu menampung lebih banyak pengunjung. Dengan menyediakan aneka menu dengan harga hemat, seperti 8.500 per gelas untuk sop durian, pengunjung dengan beragam usia kerap mampir ke kedai yang buka mulai pukul 09.00-21.00 WIB.

“Saat membuka usaha ini, saya dan suami hanya berpikir bagaimana caranya membuka usaha yang cepat mendatangkan uang. Dan makanan menjadi pilihan usaha yang dikembangkan, karena makanan selalu dibutuhkan orang. Tinggal bagaimana cara mengemasnya melalui produk yang berkualitas dan harga hemat,” jelas ibu dua anak ini, Sabtu (16/1).

Kini, setelah menjalankan usaha sejak 2,5 tahun lalu, Katrin dan suami mulai menuai hasil. Kedai yang dirintisnya mampu mendatangkan omset dalam jumlah cukup besar. Sayang, Katrin masih belum mau membocorkan omset yang diperolehnya per bulan.

Namun Katrin mengatakan, untuk menjalankan sebuah usaha hingga dianggap mapan dan berhasil, dibutuhkan kesabaran dan keberanian. Seperti Katrin dan suami yang memilih menjadi suplayer stroberi dari Jawa Barat, dan kemudian merambah menyuplay buah-buahan lain seperti terong Belanda, dan pepino jenis organik.

“Buah-buahan in masih langka. Lagipula kalau buah non organik, mudah ditemui di sini. Keunggulan buah organik ini, karena pertumbuhannya dibantu pupuk alami seperti air seni kelinci, jadi hasilnya lain, buahnya lebih manis, tidak cepat busuk, dan warnanya lebih cerah. Ini juga yang membuat beberapa penjual jus di rumah makan dan lainnya menjadi pelanggan buah dari sini,” jelas Katrin.

Setelah itu, Katrin mulai merambah pada penyediaan menu sop durian di kedainya. Menu ini paling diminati. Disebut sop, karena tidak disajikan beserta biji durian seperti pada es durian. Menu lain, seperti kroisen burger.

Keuntungan bisnis makanan bisa mencapai 100 persen. Tentu hal ini begitu menggiurkan dan banyak orang yang melirik bisnis kuliner. Namun, banyak orang yang bingung tentang cara menghitung modal usaha untuk memulai bisnis mereka. Simak cara Koko Hidayat, pengajar kursus memasak di Klub Nova, dalam menghitung modal dan variabel lain dalam memulai bisnis makanan.

Gambaran usaha
1. Bahan baku

Dalam pembuatan makanan, usahakan cari bahan makanan yang mudah ditemukan di toko, pasar tradisional atau mal. Disarankan untuk membeli bahan baku berkualitas, karena akan menghasilkan makanan lezat dan bergizi.

2. Perlengkapan usaha
Untuk skala usaha kecil dan menengah (UKM), lihat kembali dapur Anda, apakah ada perlengkapan dapur yang bisa digunakan. Kalau memang belum ada, disarankan membeli perlengkapan usaha dalam volume kecil terlebih dahulu.

3. Tenaga kerja
Dalam skala kecil, ada baiknya produksi makanan ditangani bersama keluarga. Karena selain tidak membayar tenaga kerja, kualitas bahan dan pembuatan makanan lebih terjaga. Lain halnya jika jumlah pesanan mulai meningkat, tidak ada salahnya merekrut tenaga kerja.

4. Kemasan
Cara mengemas makanan yang akan dijual perlu dipersiapkan. Usahakan kemasan menarik untuk memberikan nilai lebih pada produk Anda. Banyak konsumen yang membeli makanan karena kemasannya yang cantik atau unik. Cara sederhananya, gunakan kardus polos yang ditempel stiker nama usaha atau merek makanan Anda. Jika usaha semakin berkembang, Anda bisa meningkatkan kualitas kemasan dengan memproduksi kardus berbagai ukuran dengan merek yang dicetak pada kardus.

5. Promosi dan penjualan
Banyak cara yang dilakukan untuk mempromosikan makanan seperti membuat spanduk atau kartu nama. Promosi dari konsumen melalui mulut ke mulut juga efektif, apalagi jika kualitas makanan Anda digemari pasar. Cara promosi lainnya adalah melalui website atau jualan online. Sebagai tahap awal, Anda bisa menitip penjualan makanan di kantin atau toko terdekat.

6. Penetapan harga
Harga jual tergantung segmen yang Anda bidik. Hal ini terkait dengan harga bahan dan besar keuntungan yang Anda inginkan. Biasanya keuntungan makanan antara 50-100 persen.

Biaya investasi
Alokasikan biaya investasi meliputi pembelian barang-barang yang akan digunakan untuk memproduksi makanan, dalam jangka panjang. Misalnya, oven gas, tabung gas, mixer, loyang, cetakan, timbangan, dan lainnya.

Biaya operasional
Biaya operasional adalah biaya tetap ditambahkan biata variabel. Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah biaya penyusutan dari barang investasi. Misalnya oven diperkirakan dalam kondisi baik hungga empat tahun ke depan atau 48 bulan. Jadi, nilai penyusutan per bulan adalah 1/48 kali harga oven.

Sedangkan biaya variabel meliputi harga semua bahan atau jasa yang diperlukan selama sebulan. Seperti tepung, margarin, gula pasir, telur, upah tenaga kerja.

Menghitung keuntungan
Cara menghitung keuntungan adalah total penerimaan dikurangi biaya operasional. Sebagai simulasi, jika total penerimaan dalam satu bulan sebesar Rp 6 juta, sedangkan biaya operasional sebesar Rp 3 juta, maka keuntungan yang Anda bisa nikmati adalah Rp 6 juta dikurangi Rp 3 juta, yakni Rp 3 juta sebagai profit bisnis kuliner Anda. Mudah bukan? Selamat menjadi pengusaha!

Sumber : www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar